Wednesday, September 8, 2010

Ekspor ke Rusia, RI Targetkan 1 Miliar Dollar AS

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia mengharapkan perolehan nilai ekspor ke Rusia bisa mencapai 700 juta dollar AS hingga 1 miliar dollar AS dalam lima tahun ke depan.

Terkait dengan hal itu, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan timnya akan melakukan misi perdagangan ke Rusia pada pertengahan September untuk makin serius dalam kerja sama perdagangan dengan Rusia.

"Tapi kita sebenarnya belum tetapkan target karena kita harus bicarakan dengan Menteri Rusia terlebih dahulu," ungkapnya dalam keterangan pers di kantor kementerian, Rabu (8/9/2010).

Menurut Mari, posisi ekspor nonmigas Indonesia ke Rusia pada semster pertama 2010 sudah mencapai 286,44 juta dollar AS. Hingga akhir 2010, ekspor ditargetkan mencapai angka sekitar 400-500 juta dollar AS.

Komoditi non migas yang memang menjadi unggulan Indonesia ke Rusia adalah palm oil, coconut oil, produk elektronik, teh hitam, dan alas kaki. "Jadi bukan berbasis sumber daya alam saja tapi juga manufakturing," katanya.

Menurut catatan kementerian, nilai ekspor palm oil Indonesia ke Rusia mengalami meningkatan yang cukup signifikan. Pada tahun 2009, nilai ekspor palm oil hanya sebesar 11,58 juta dollar AS, sedangkan pada semester pertama 2010 nilai ekspornya sudah mencapai 28,45 juta dollar AS.

Begitu pula dengan alas kaki yang pada 2009 sebesar 2,06 juta dollar AS dan meningkat signifikan di semester pertama 2010 yaitu sebesar 6,52 juta dollar AS.

Sementara itu, menurut Mari, ekspor teh hitam sepertinya akan mengalami penurunan dari 24,79 juta dollar AS di 2009. Karena di semester pertama 2010 baru sebesar 7,68 juta dollar AS.

Mari sangat optimistis dengan misi dagang Indonesia ke Rusia yang akan digelar 15-18 September ini. Dalam misi ini, Indonesia juga akan mengajak Rusia untuk merencanakan pertemuan reguler tahunan antar kedua negara untuk membahas pemetaan program aksi kerja sama untuk mencapai target ekspor maupun impor kedua negara.

Pasalnya, lanjut Mari, masih ada beberapa kendala besar dalam hubungan dagang kedua negara selama ini. Para eksportir Indonesia mengeluhkan masalah pembiayaan yang sulit karena belum ada hubungan perbankan yang cukup baik antara Indonesia dan Rusia.

Selain itu, sejumlah peraturan Rusia dinilai masih belum transparan. "Mereka kan belum anggota WTO. Masih berusaha. Kami juga ajak Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia untuk membantu eksportir masuk ke pasar baru yang punya risiko yang lebih tinggi," tandasnya.

No comments: