Saturday, September 18, 2010

Sekolah remaja hamil dibuka

Sekolah pertama untuk remaja hamil di Malaysia telah dibuka, sebagai bagian dari upaya untuk menekan jumlah bayi yang diterlantarkan.

Sejumlah kalangan mengatakan Sekolah Harapan, di daerah perbukitan di luar kota Malaka, akan meningkatkan jumlah remaja hamil di luar pernikahan.

Namun kepala sekolah Rahaman Karim mengatakan tujuan pendirian adalah untuk mengurangi jumlah bayi yang dibuang.

"Islam dan agama lain memberikan kesempatan orang untuk bertobat. Kami memberi kesempatan untuk itu," katanya.

"Langkah ini adalah sesuatu yang baru untuk masyarakat kami, jadi orang masih menimbang pro dan kontra," tambahnya.

Sejauh ini menurutnya ada enam permintaan tempat untuk sekolah itu dari seluruh Malaysia.

Menteri Kepala Malaka, Mohamad Ali Rustam, yang pertama kali mengusulkan pembentukan sekolah mengatakan masalah pembuangan bayi ini merupakan persoalan besar.

Pada tahun 2009 terdapat 79 kasus pembuangan bayi dan tahun ini saja, sekitar 70 bayi yang diterlantarkan di Malaysia, ada yang ditinggalkan di depan rumah orang, di tempat sampah atau di toilet.

Selain pemeriksaan kesehatan, para remaja juga akan mendapatkan bimbingan agama.
Kurangnya pendidikan seks

Sekolah ini menjanjikan privasi dan perlindungan bagi remaja hamil selain memberikan pendidikan.

Islam dan agama lain memberikan kesempatan orang untuk bertobat. Kami memberi kesempatan untuk itu

Rahaman Karim

Kerahasiaan akan dijamin karena menurut, polisi bayi-bayi yang dibuang ini sebagian besar adalah hasil hubungan di luar nikah.

Para pejabat di Malaysia juga mengatakan mereka akan mengizinkan pernikahan anak perempuan di bawah 16 tahun.

Sejumlah bayi hasil hubungan di luar nikah ini diadopsi.

"Walaupun saya akan segera menikah, bila saya hamil sebelum nikah, bayi yang dilahirkan akan menanggung malu seumur hidup," kata Mila yang berusia 28 tahun.

Namun menteri urusan wanita Malaysia menentang gagasan sekolah remaja hamil ini.

Ia mengatakan kepada BBC sekolah seperti itu akan semakin menjauhkan remaja-remaja terkait dari masyarakat.

Ia mengatakan akar permasalahannya adalah kurangnya pendidikan seks di sekolah-sekolah.

Kementerian wanita Malaysia menyerukan agar pendidikan seks diterapkan di sekolah-sekolah.

Namun sejumlah organisasi agama menentang gagasan itu karena menurut mereka akan meningkatkan jumlah remaja yang hamil di luar nikah.

No comments: