Sunday, September 26, 2010

Makan Es Krim yang Berakhir Cacat dan Tak Bisa Bicara


Belfast, Jangan anggap remeh alergi makanan karena bisa berakibat fatal hingga kematian. Gara-gara punya alergi, seorang gadis harus mengalami koma selama empat minggu dan saat tersadar tubuhnya menjadi cacat dan tak bisa bicara.

Seperti dilansir thesun, Sabtu (25/9/2010), peristiwa tragis itu dialami oleh Rachel Devine, gadis Irlandia berusia 25 tahun. Pada musim panas tahun lalu, Rachel dan pasangannya Chris Mee (27 tahun) pergi berlibur ke Turki.

Karena udara yang panas saat sedang menikmati liburan di hari keduanya, Rachel membeli dua sendok es krim untuk dirinya dan pasangannya di sebuah kedai es krim. Rachel tidak tahu kalau es krim tersebut mengandung susu kambing yang belakangan diketahui saat kecil ia pernah alergi susu kambing.

Baru satu suapan es krim, Rachel sudah merasakan ada yang tidak beres pada tubuhnya. Mulutnya bengkak dan menjadi susah bernapas. Obat inhaler untuk asma yang selalu dibawa-bawa Rachel juga tidak membuatnya menjadi lebih baik.

Rachel juga sempat menyuntikkan adrenalin EpiPen yang selalu dibawanya jika mengalami kasus-kasus shock yang serius. Tapi obat-obatan itu tidak cepat membantunya, Rachel pingsan di tempat kejadian.

Otaknya kekurangan oksigen dan Rachel mengalami koma. Rachel kemudian mendapat pengobatan darurat di Turki. Dokter yang menangani menduga dia terkena serangan jantung dan menemukan otaknya sudah kekurangan oksigen.

Di Izmir, Rachel mendapat perawatan intensif dan ditemukan adanya pembengkakan otak. Setelah delapan hari pengobatan di Turki, ia diterbangkan dengan pesawat jet medis swasta langsung ke Royal Victoria Hospital di Belfast. Semua biaya perawatan dan perjalanan ditanggung oleh perusahaan asuransi perjalanan pasangan tersebut.

Sesampai di Belfast, dokter yang menanganinya lebih pesimistis lagi dan memberitahukan keluarganya untuk bersiap-siap menerima kejadian yang buruk. Pengalaman beberapa pasien yang koma membuat dokter tidak berani memberikan harapan yang tinggi kepada keluarga Rachel.

Ajaibnya, setelah empat minggu koma Rachel akhirnya tersadar. Rachel mengaku ketika tersadar mengira dirinya mengalami kecelakaan pesawat dalam perjalanan ke Turki.

Meski otaknya selamat, namun Rachel tidak dapat berjalan dan berbicara. Kini ia bertekad sembuh dengan mengikuti program rehabilitasi untuk melawan sakitnya.

Dari satu-dua buah kata yang diucapkan, kini ia sudah bisa mengucapkan 5-6 kata dan mulai berlatih berdiri. Rachel mengaku ingin menjalani hidupnya seperti dulu dan bekerja lagi. Ia ingin bisa menyetir mobil lagi, bernyanyi sambil main piano dan menari salsa kegemarannya.

Dokter mengatakan Rachel sangat beruntung karena alergi langka dan ekstrim yang menyerangnya bisa membunuhnya. Ketika seorang alergi makanan pada awalnya mungkin terasa gatal-gatal kulit dan suara serak.

Kemudian saluran udara mulai menyempit sehingga jantung tidak bisa memompa udara dengan baik akibatnya tubuh tidak mendapatkan oksigen yang cukup. Ketika tubuh kekurangan oksigen, otak menjadi sangat peka. Sehingga jika tidak cepat tertolong orang yang alergi makanan bisa berakibat fatal.

Makanan-makanan yang bisa membuat alergi umumnya berupa susu, telur, kacang-kacangan atau makanan laut. Memang sulit bagi orang yang menderita alergi untuk memilih makanannya karena kadang-kadang tidak sadar memakannya dari makanan yang sudah diolah atau ada dalam kandungan makanan lain.

Penderita alergi parah disarankan untuk membawa suntikan adrenalin EpiPen untuk mengurangi dampak jika ada kondisi darurat yang menyerangnya.

No comments: