Saturday, September 18, 2010

Amerika Singgung Penusukan Pendeta HKBP


VIVAnews - Berita penusukan pendeta Huria Kristen Batak Protestan di Bekasi, Jawa Barat, sampai ke telinga Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton. Kemarin, Jumat 17 September 2010, dalam jumpa pers bersama Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa di Washington DC, Hillary menyinggung soal itu.

Pernyataan Hillary soal HKBP ke luar setelah seorang jurnalis bertanya mengenai apa upaya meningkatkan pemahaman antaragama di antara kedua negara. Pertanyaan ini berkaitan dengan ancaman seorang pendeta di Florida untuk membakar Al-Quran beberapa waktu lalu.

Hillary menyatakan, isu agama ini sangat penting bagi orang Indonesia, termasuk bagian penting dari demokrasi Indonesia. "Kita berbagi keprihatinan yang direfleksikan oleh orang Indonesia dan diungkapkan dengan baik oleh Presidennya mengenai ancaman provokatif dari sebuah kelompok kecil di Florida," kata Hillary seperti disampaikan di rilis resmi Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat.

Pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu, kata Hillary, menunjukkan tanda penting dari saling hormat dan kesepahaman bersama. "Dan saya sangat kagum dengan perlindungan pemerintah Indonesia atas individu yang menjalankan agamanya," kata Hillary.

Amerika Serikat, kata Hillary, juga memiliki rasa yang sama dengan Indonesia, mengutuk aksi sekelompok kecil di Florida. "Dan kita akan melanjutkan kerjasama untuk menjelaskan aksi individual atau sekelompok orang, seperti juga baru terjadi di Indonesia di mana seorang pendeta Kristen ditusuk, Pemerintah Indonesia merespons cepat, bahwa tindakan itu bukanlah ciri orang Indonesia," kata Hillary.

"Dan kita bersama fokus mencegah provokasi, bicara menentangnya, dan jika ada hukum dilanggar, segera diusut."

Menteri Marty Natalegawa menambahkan, Indonesia dan Amerika Serikat memiliki pandangan yang sama mengenai pentingnya mempromosikan toleransi agama dan harmoni antarkeyakinan. Minggu lalu, kata Marty, Presiden Indonesia bersama pemuka seluruh agama terkemuka di Indonesia bicara kepada publik mengenai provokasi di Florida.

"Jadi, kami sadar bahwa aksi pembakaran Al-Quran itu tidak mewakili pandangan pemerintah Amerika, juga bukan pandangan mayoritas rakyat Amerika," kata Marty.
• VIVAnews

No comments: