Saturday, September 11, 2010

Barter Bakar Quran dengan Pembangunan Masjid?


VIVAnews--Meksipun sejak pagi sudah bersiap melaksanakan sholat Ied bersama komunitas muslim lainnya di Virginia, AS, tapi mata Zaenab –warga Mesir yang sudah puluhan tahun menetap di AS–tak lepas dari televisi. Dengan telaten dia mengikuti perkembangan berita rencana pembakaran Al Qur’an oleh pendeta Terry Jones, pemimpin gereja Evangelist di Florida.

Satu hari sebelum warga muslim di Amerika merayakan hari Idul Fitri, pendeta Terry Jones didampingi pemimpin Islamic Society of Central Florida Imam Muhammad Musri mengatakan akan membatalkan rencana gilanya itu. Dia mengatakan telah mendapat jaminan kalau rencana pembangunan mesjid di dekat lokasi serangan teroris 11 September 2001 di New York juga akan dipindahkan.

Pernyataan yang disiarkan langsung sejumlah jaringan stasiun televisi Amerika itu, beberapa jam kemudian dibantah oleh Imam Feisal Abdul Rauf. Imam Feisal bersama kelompoknya menggagas rencana pembangunan mesjid dan pusat kebudayaan Islam dua blok dari lokasi serangan teroris di lower Manhattan New York. “We are not going to toy with our religion or any other. Nor are we going to barter. We are here to extend our hands to build peace and harmony”, demikian pernyataan Imam Feisal Abdul Rauf pada wartawan yang menemuinya di New York, seusai pernyataan Terry Jones di Florida.

Terry Jones, pemimpin sekelompok jemaat gereja Evangelist di Florida AS, memang mengumumkan niatnya membakar Al Qur’an yang dinilainya berisi ajaran-ajaran radikal. Saat niatan ini tercium media dan situs jejaring sosial, Terry Jones langsung mempersenjatai dirinya dengan senjata api. Dia menerima seratusan ancaman pembunuhan. Tapi hal ini tak membuatnya bergeming. Padahal sejumlah petinggi AS dan organisasi dunia juga telah memberinya peringatan keras.

Komandan AS dan NATO di Afghanistan Jendral David H. Petraeus dalam surat elektroniknya ke kantor berita AP hari Rabu (8/9) memperingatkan, tindakan pembakaran Al Qur’an akan membahayakan pasukan AS di Afghanistan dan di negara-negara lainnya. “Were the actual burning to take place, the safety of our soldiers and civilians would be put in jeopardy and accomplishment of the mission would be made more difficult”, demikian lanjutan pernyataan Jendral Petraeus.

Pernyataan ini ditegaskan kembali oleh Presiden Amerika Barack Obama dalam jumpa pers hari Jum’at (10/9) –yang merupakan jumpa pers formal pertamanya sejak Mei lalu. “There’s no doubt that when someone goes out of their way to be provocative in ways that we know can inflame the passions of over a billion Muslims around the world, at a time when we’ve got our troops in a lot of Muslim countries, that’s a problem. And it has made life a lot more difficult for our men and women in uniform who already have a very difficult job”, ujar Presiden Obama.

Hal yang kurang lebih sama sebelumnya disampaikan Sekjen PBB Ban Ki-Moon dan Dewan Vatikan yang menyatakan rencana pembakaran Al Qur’an sebagai “sikap memalukan dan berbahaya”. Dewan Vatikan pada Dialog Antar Agama juga menyatakan semua agama memiliki hak untuk menghormati dan melindungi buku-buku sucinya, tempat beribadah dan simbol-simbolnya.

Yang menarik entah karena alasan apa, pendeta Terry Jones secara mengejutkan menghubungkan rencana pembakaran Al Qur’an hari Sabtu ini dengan rencana pembangunan mesjid dan pusat kebudayaan Islam di dekat Ground Zero – lokasi bekas serangan teroris di New York. Padahal tadinya kedua isu ini merupakan hal yang terpisah. Bahkan secara terang-terangan pendeta Terry Jones dan Imam Muhammad Musri dari Islamic Society of Central Florida menyatakan akan terbang ke New York untuk mendiskusikan ‘barter’ ini.

Lepas dari upaya mendistorsi masalah ini, Zaenab yang warga muslim menilai pembakaran Al Quran atau dibangun tidaknya mesjid di dekat lokasi bekas serangan teroris, tidak akan mengurangi keimanan dan ketakwaannya. “Saya pribadi tadinya malah ingin mengirimkan lebih banyak copy Al Quran kepada pendeta Jones untuk dibakar, jika hal itu memang bisa membuatnya merasa lega! Karena berapa banyak pun Al Quran yang dibakar atau dibangun tidaknya mesjid di dekat bekas WTC New York, saya tetap memegang teguh agama saya dan tidak sedikit pun terpengaruh karenanya!”, demikian ujarnya.

Ironisnya pemikiran warga muslim kebanyakan tidaklah ‘seterang’ Zaenab, karena sejak hari Rabu (8/9) ribuan warga muslim di berbagai negara mayoritas Islam mulai turun ke jalan memprotes rencana kontroversial pendeta Evangelist itu. Sejumlah negara muslim mengantisipasi kemungkinan meluasnya aksi unjukrasa yang disertai kekerasan, jika Terry Jones jadi melaksanakan niatnya pada 11 September ini.

No comments: