Saturday, September 11, 2010

Amerika Kedatangan Dubes 'Gaul' Indonesia


“Saya mau jadi dubes gaul”, ujar Dino Patti Djalal dalam acara temu masyarakat yang diadakan tujuh jam setelah ia tiba di Amerika Serikat bersama istri dan tiga anaknya. Pada hari yang sama, ia resmi menjalankan tugas sebagai Duta Besar RI untuk Amerika Serikat dan mulai bertugas.

Sekitar 100 pemuka dan tokoh masyarakat Washington DC termasuk tokoh-tokoh agama, pegawai Bank Dunia, wartawan dan wakil organisasi masyarakat, hadir dalam temu masyarakat perdana Dubes Dino Patti Djalal. Semangat "gaul" ini ditunjukkannya dengan berjalan keliling memperkenalkan diri kepada semua tamu dan berterima kasih atas kehadiran setiap orang. Dengan pengalaman sebagai juru bicara kepresidenan yang seringkali menulis pidato Presiden, tidak heran pidato yang disampaikan lugas, mengena dan berbobot. Diawali dengan pernyataannya akan kecemasan terhadap kasus rencana pembakaran Al-Quran di Florida, Dino mengatakan lega mendengar kabar batalnya rencana tersebut.

Dino menyampaikan aspirasinya untuk mencapai hubungan yang luas atau yang ia sebut, comprehensive partnership, dengan pemerintah Amerika. Ia menjabarkan hubungan kerjasama yang diinginkannya adalah yang mencakup berbagai isu dan tidak dititikberatkan pada isu HAM, yang melihat jauh ke depan, sejajar dan menekankan politik luar negeri bebas aktif.

Dalam sambutannya yang berlangsung sekitar 25 menit ini, Dino berganti-ganti antara bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Ia mengatakan harapannya agar Indonesia menjadi negara yang handal dan bisa menjadi global player. Ia menambahkan, ”You cannot be a global player without enganging the US.” Dan, Dino punya keyakinan positif tentang kerjasama ini.

Dino bercerita tentang ayahnya yang berasal dari Bukittingi, Sumatera Barat. Ayahnya ini yang menjadi orang pertama dari daerahnya yang datang ke AS di tahun 50-an. Ia bercerita bagaimana ayahnya bersekolah di University of Virginia dalam bidang Hukum Laut dan berhasil memperluas wilayah maritim Indonesia. Ia menyerukan semangat untuk menjadi agent of change alias pelopor perubahan. “Jangan terlena dengan kemakmuran negeri orang”, demikian bunyi nasehat ayahnya. Dino lantas menggunakan wejangan ayahnya tersebut untuk menyerukan kepada warga Indonesia di rantau ini agar menggunakan ilmu dan pengalamannya semaksimal mungkin.

Beberapa minggu sebelum kedatangannya, Dino sempat menyampaikan kalau ia akan menjadi dubes pertama yang menggunakan twitter. Malam ini, ia kembali menekankan kalau ia ingin menjadi dubes “gaul” dengan memasang statusnya melalui teknologi media sosial ini. Ia menekankan pentingnya networking dan lobby yang tidak menjadi bagian dari kurikulum sekolah resmi. Sejalan dengan ini, Dino memberikan pekerjaan rumah kepada para diplomat di bawah pimpinannya untuk membeli dan membaca beberapa buku tertentu. “Instruksi pertama saya adalah membaca buku wajib Larry King 'How To Talk to Anyone, Anytime, Anywhere'”, kata Dino. Rupanya ini adalah salah satu buku resep gaul Dino yang ingin dibagikan untuk para diplomat di Washington ini.

Acara perkenalan ini bertepatan dengan buka puasa terakhir dan sehari sebelum Lebaran. Dua hari setelah Lebaran, rumah Dubes akan kembali dibuka untuk ramah tamah dengan masyarakat. Acara silaturahmi yang tepat untuk berkenalan dan bertemu langsung dengan Dubes yang sudah ditunggu-tunggu. Harapan masyarakat terhadap Dino yang tergolong masih muda ini cukup tinggi untuk membawa angin segar demi meningkatkan hubungan kerja sama antar dua negara di panggung internasional.

No comments: