Thursday, September 16, 2010

Natalegawa Akan Temui Hillary Clinton di AS


VIVAnews - Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa akan bertemu dengan Menlu AS di Washington. Setelah itu, Menlu akan memimpin delegasi Indonesia pada Sidang Majelis Umum PBB ke-65 di New York.

Pertemuan yang pertama kali dilangsungkan antara Menlu Marty Natalegawa dengan Menlu Hillary Rodham Clinton pada Jumat besok, 17 September 2010.

”Pertemuan tingkat Menteri Luar Negeri RI-AS yang pertama ini akan membahas dan meluncurkan Plan of Action dari Comprehensive Partnership RI-AS,” tulis Kementerian Luar Negeri dalam pernyataannya.

Termasuk dalam rangkaian kunjungannya ke AS, Natalegawa bersama dengan para delegasi Indonesia akan menghadiri Sidang Majelis Umum PBB ke-65 di New York tanggal 20-28 Septermber 2010.

Pada sesi debat umum SMU PBB ke-65, Indonesia akan menyampaikan pentingnya global governance dan peran sentral PBB dalam memastikan kerjasama internasional dalam menghadapi tantangan global.

Dalam rangkaian sidang PBB ini, Menlu Marty dijadwalkan akan menghadiri seluruh pertemuan tingkat menteri luar negeri, termasuk pertemuan tingkat Menteri negara-negara Organisasi Konferensi Islam (OKI), Gerakan Non-Blok (GNB), dan negara-negara kelompok 77 (G-77), dan akan memimpin pertemuan antara para Menlu ASEAN dengan Sekjen PBB, dan Presiden Majelis Umum (MU) PBB.

Menlu RI juga dijadwalkan untuk melakukan pertemuan bilateral dengan sekitar 30 negara, termasuk Malaysia untuk membahas antara lain masalah perbatasan.

Pembicaraan perbatasan ini adalah hasil dari perundingan Kinabalu pada 6 September 2010 antara dua negara di mana salah satu poinnya adalah percepatan perundingan perbatasan.

Selain itu, Menlu RI juga akan menjadi pembicara dalam beberapa agenda penting di luar rangkaian Sidang Majelis Umum PBB, antara lain di yang salah satunya adalah dengan Counsel of Foreign Relations dan Asia Society di New York.

”Pada kesempatan ini, Menlu akan menyampaikan hal-hal terkait dengan hubungan Indonesia-AS dan peran Indonesia di kawasan dan tingkat global,” tulis Kementerian Luar Negeri lagi. (hs)
• VIVAnews

No comments: