Sunday, September 5, 2010

Menlu Malaysia: Besar, Potensi Bentrokan Lagi


VIVAnews - Pertemuan antara Indonesia dan Malaysia di Kinabalu pada 6 November 2010 nanti diharapkan dapat memberikan solusi yang tepat dalam mengatasi permasalahan perbatasan kedua negara. Terutama setelah ketegangan yang terjadi akibat demonstrasi di depan Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta beberapa waktu lalu.

Menteri Luar Negeri Malaysia Anifah Aman mengatakan bahwa dia tidak merasa optimistis maupun pesimistis mengenai hasil pertemuan nanti. Namun, dia yakin kedua negara akan dapat bekerja sama untuk mengatasi masalah perbatasan laut.

“Kita harus sadar sebagai negara bertetangga, hal seperti ini dapat terjadi lagi di masa yang akan datang. Ini karena perairan pesisir dan batas maritim kita sangat jauh dan luas. Karena itu, kemungkinan terjadi lagi bentrokan akan sangat besar,” ujarnya seperti dikutip dari laman berita Bernama.

Menurutnya, jika situasi serupa terjadi lagi di perairan kedua negara, maka yang terpenting adalah bagaimana kedua negara dapat mengendalikan situasi sehingga isu tidak terus berkembang dan membesar.

Jika tidak, suasana akan semakin panas dan masalah akan semakin runcing.“Dan yang paling penting lagi, suasana harus dapat dikendalikan sehingga tidak ada pihak luar dengan agenda tersembunyi yang akan memanfaatkan situasi,” tambahnya lagi.

Anifah yang selama ini berhubungan terus dengan Menlu Indonesia Marty Nalategawa terkait isu yang berkembang, mengatakan bahwa dia percaya demonstrasi yang terjadi tidaklah mewakili semua rakyat Indonesia.

Hasil pertemuan nanti menurutnya akan menjadi suatu hal yang ditunggu-tunggu masyarakat kedua negara. “Saya kira ini adalah pertemuan yang penting, terutama setelah di Indonesia terdapat demonstrasi selama beberapa hari di depan kedutaan besar kami. Jadi, hasil pertemuan ini akan sangat ditunggu oleh masyarakat Malaysia dan Indonesia,” ujarnya.

Anifah juga mengatakan bahwa pertemuan nanti juga akan mendiskusikan kerjasama penggunaan teknologi modern dan perlunya kantor pusat memiliki alat yang dapat melacak kapal yang kedapatan melintasi perbatasan maritim. (kd)
• VIVAnews

No comments: