Monday, June 4, 2012

Korut Ancam Serang Korsel

Militer Korea Utara, Senin (4/6/2012), mengancam akan meledakkan kantor-kantor media Korea Selatan di Seoul setelah peliputan kritis mengenai acara besar anak-anak di Pyongyang.

Staf umum militer Korut, dalam satu pernyataan yang luar biasa rinci di kantor berita resmi, mengatakan, unit-unit peluru kendali dan pasukan-pasukan lain telah menetapkan bujur dan lintang koordinat atas beberapa kantor media di pusat kota Seoul. Pernyataan itu menyebutkan nama media Korsel, seperti surat kabar Chosun Ilbo dan Joong Ang Ilbo, satu saluran TV yang dioperasikan oleh Dong-A Ilbo, serta stasiun-stasiun televisi KBS, CBS, MBC, dan SBS.

Militer Korut menuduh Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak menghasut peliputan mereka dan menyerukan kepada Lee untuk meminta maaf guna mencegah terjadinya satu serangan.

Pihak militer menuduh media-media itu melakukan peliputan yang mengerikan atas peristiwa yang membawa 20.000 anak sekolah ke Pyongyang untuk menandai ulang tahun ke-66 Perhimpunan Anak Korea. Kantor Berita resmi Pyongyang, Korea Central News Agency (KCNA), Sabtu, mengatakan bahwa anak-anak tersebut berjanji setia kepada pemimpin baru Kim Jong Un. "Para delegasi muda itu tidak bisa menahan kebahagiaan yang tak berujung... di tengah kerinduan yang tidak berubah untuk mengingat citra baik hati sahabat Kim Jong Un yang dihormati jauh di dalam hati mereka," katanya.

"Tuan Kim Jong Un, terima kasih banyak untuk memberikan kami suatu kehormatan besar ini," katanya mengutip pernyataan seorang anak sekolah berumur 13 tahun.

Militer Korut menuduh Pemerintah Korea Selatan dan media-media massa itu menggambarkan peristiwa ini sebagai tipuan propaganda yang dipentaskan oleh kepemimpinan Pyongyang. Mereka mengeluh bahwa "kelompok Lee membiarkan secara longgar untaian kata-kata kasar yang menyebutkan semua keberuntungan itu sebagai permainan teka-teki".

Kementerian Unifikasi Korea Selatan, yang menangani urusan lintas batas, mengatakan, ancaman Pyongyang yang terbaru itu "benar-benar keluar dari jalur". "Ini ... adalah tantangan yang signifikan dan provokasi terhadap kebebasan demokrasi," kata seorang juru bicara kementerian itu. "Kami menyikapi hal ini sangat serius dan mendesak Korea Utara untuk segera menghentikan ancaman tersebut kepada media kami."

No comments: