Sunday, June 24, 2012

TNI AD Beli 100 MBT Leopard 2 A6 Dan 8 Helikopter Apache Semua Baru

Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) mendapatkan alokasi khusus dari pemerintah untuk belanja alat utama sistem persenjataan (Alutsista) sebesar Rp 14 Triliun. Berbagai persenjataan akan dibeli TNI AD. Diantaranya adalah 100 Tank Leopard 2A6 dan 8 Helikopter Apache. Semuanya baru.

"Setelah rapat kabinet sebanyak empat kali, akhirnya diputuskan oleh presiden bahwa TNI AD dapat prioritas. Dalam tiga tahun terakhir diberi anggaran Rp 14 Triliun lebih," ujar KSAD Jenderal TNI Pramono Edy Wibowo Jumat (11/11/2011). Pramono mengatakan ini usai memimpin wisuda purnawirawan perwira tinggi TNI-AD di Gedung Lilirochi Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah.

Selain Tank, beberapa jenis persenjataan yang akan dibeli adalah peluncur roket multi laras, helikopter type 1412 dan helikopter Apache. Selain itu TNI AD juga membeli meriam 155 mm dari Perancis. Namun Pramono tidak merinci jumlahnya.

Pramono menyebutkan untuk Tank Leopard 2A6 seberat 62 ton seharga 280 juta US dolar, awalnya TNI AD membeli 44 unit. Setelah dilakukan negosiasi, pihak pabrik dari Eropa menawarkan 100 unit dengan harga sama dan diputuskan untuk membeli 100 unit Tank Leopard itu. Diperkirakan pengadaan senjata asal Jerman itu bisa mempersenjatai dua batalyon lebih.

"Leopard 2A6 itu baru dipakai oleh 15 negara di dunia. Untuk di Asia Tenggara, sebenarnya Singapura sudah memilikinya lebih dulu," terang Pramono.

Untuk senjata jenis peluncur roket multi laras bisa dimanfaatkan 2 batalyon prajurit TNI-AD lebih. Kemudian ada Meriam 155 dari Prancis, Indonesia juga mendapat harga khusus.

"Untuk pemilihan pabrik di Eropa, sesuai pesanan ada lima pabrik dan masing-masing berbeda. Disesuaikan dengan keahliannya," ucap Pramono.

Soal Helicopter dua macam jenis yaitu heli 1412, Indonesia dapat harga khusus. Helicopter Apache dari harga 30 juta US$ mendapat diskon 5 juta US per unit sehingga harganya menjadi US$ 25 juta, dan diputuskan membeli 8 unit. Total biaya yang dihemat mencapai US4 40 juta.

Pramono menjelaskan kondisi perekonomian di Eropa yang krisis membuat mereka ingin menjual barang secepat mungkin dan butuh dana tunai. Harganya relatif murah daripada situasi normal. Sedangkan penunjukan pabrik-pabrik disesuaikan dengan kepentingan dan kebutuhan kekuatan TNI AD sendiri. TNI AD sudah menugaskan Wakasad langsung meninjau kebutuhan TNI AD ke Eropa.

"Pada 5 Oktober 2012, seluruh peralatan diperkirakan sudah bisa tampil dan ada di Indonesia. Barangnya barang baru semua dan bukan barang bekas," tutup Pramono.

No comments: