Tuesday, January 25, 2011

Pertama Kali, Cabai Masuk Rapat Kabinet


JAKARTA, KOMPAS.com — Melambungnya harga cabai di pasaran menarik perhatian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Tak pelak, cabai pun menjadi diskusi para menteri di sidang kabinet paripurna yang digelar di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (6/1/2011). Bahkan, Kepala Badan Pusat Statistik Rusman Heriawan mengatakan, kejadian ini terjadi pertama kalinya.

"Baru kali ini cabai masuk sidang kabinet," kata Rusman kepada wartawan seusai mengikuti sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden.

Dalam sidang tersebut, Presiden meminta pejabat terkait memotret profil cabai di Indonesia. Presiden ingin mengetahui apa yang disebut ekonomi percabaian di Indonesia. "Presiden minta kita potret berapa sebenarnya harga wajar cabai dan itu harus stabil. Suplai juga harus stabil karena dari sisi demand memang terus stabil," katanya.

BPS pun turut mengkaji masalah tersebut. "BPS akan mengambil inisiatif untuk melihat cabai dari sisi ekonominya, cost structrue-nya, berapa biayanya yang harus dikeluarkan, durasinya, dan berapa nilai jual. Dengan demikian, BPS bisa melihat harga cabai yang wajar berapa," kata Rusman. Rusman memperkirakan, harga wajar cabai berada di kisaran Rp 20.000-Rp 30.000 per kilogram. Namun, hal ini masih perkiraan dan masih perlu dikaji.

Sementara itu, kata Rusman, Kementerian Pertanian akan melakukan survei cabai dari sisi teknologi. Saat ini tengah dipikirkan bagaimana pohon cabai dapat bertahan meskipun diguyur hujan.

No comments: