Wednesday, January 19, 2011

Lexus Rp2,5 M untuk Tamu DPRD DKI Jakarta


Di tengah kampanye penghematan anggaran, DPRD DKI Jakarta merencanakan pembelian mobil Lexus Rp2,5 miliar. Mobil super mahal ini akan dipakai tamu khusus Dewan, misalnya para tetamu dari kerjasama antarkota atau sister-city.

Namun setelah anggaran itu ditolak Dewan, akhirnya Pemerintah DKI Jakarta mengambilalih alokasi dana itu. Padahal Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo dan wakilnya Prijanto tak setuju dengan rencana pembelian mobil mewah itu. Pengambilalihan ini lalu dipertanyakan kalangan dewan.

"Kalau ingin mengubah anggaran mobil mewah itu, harus melalui persetujuan DPRD dan diparipurnakan lagi. Karena ini bisa menjadi preseden buruk jika ada yang ingin mengubah anggaran," kata anggota DPRD dari Fraksi Amanat Bangsa (FAB), Wanda Hamidah saat dihubungi VIVAnews.com, Selasa, 18 Januari 2011 malam.

Menurut Wanda, anggaran ini dapat diubah pada saat anggaran perubahan APBD 2011 di pertengahan tahun. Soal anggaran mobil mewah Lexus itu pernah muncul saat pengesahan ABPD 2011, pada 17 Desember 2010 lalu. Padahal beberapa hari sebelumnya, alokasi untuk mobil mewah itu sudah ditolak anggota Dewan.

Sejumlah anggota Dewan menilai proyek pembelian mobil mewah itu sebagai tindakan mubazir. Soalnya, selama setahun saja paling banyak hanya ada dua kali tamu penting yang berkunjung, dan dijamu oleh Dewan.

"Dalam rapat Panitia Urusan Rumah Tangga (PURT) hampir seluruh dewan menolak adanya anggaran. Tapi, entah mengapa tiba-tiba muncul kembali dalam pagu anggaran," ujar Boy Benardi Sadikin, anggota Fraksi PDI Perjuangan.

Menurut putra sulung mantan Gubernur DKI Ali Sadikin itu, pengadaan mobil mewah untuk tamu itu adalah permintaan Ketua DPRD DKI. "Alasannya selama ini untuk memfasilitasi tamu VIP, Dewan harus menyewa mobil," ujar Boy.

Wanda Hamidah mempertanyakan manfaat pembelian mobil bernilai miliaran rupiah itu. Sebab, menurutnya tiga hari sebelum ketok palu APBD 2011, mayoritas anggota menolaknya. "Jadi kalau sekarang ada kemunculan itu, sungguh tak masuk akal dan pemborosan," ujarnya menambahkan.

Wanda mengaku dirinya tidak tahu mengapa usulan pengadaan mobil itu bisa muncul kembali. Ketua PURT DPRD DKI, Prya Ramadhani, juga heran. "Sebelumnya usulan itu sudah ditolak," katanya. Priya pun membenarkan tipe mobil mewah yang akan dibeli itu adalah Jip Lexus seri terbaru, yakni LX570.

Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengaku tak pernah meloloskan anggaran itu. "Saya yang Gubernur saja tidak punya mobil tamu. Nanti kan itu ada yang menilai kebutuhan dan anggarannya. Kalau bus oke," ujarnya menegaskan.

Senada dengan Foke, Prijanto sangat menyayangkan adanya anggaran itu karena sama sekali tak masuk prioritas. "Kalau ingin tamu kita tidur enak kan tak perlu sampai bikin hotel. Cara berpikirnya seharusnya begitu," ujar Prijanto.

Prijanto malah mengusulkan agar anggaran itu sebaiknya untuk membeli armada bus Transjakarta yang masih kurang. "Kalau dari kami, yang penting patut atau tidak (pengadaan mobil Lexus)? Dishub minta 90 busway tapi baru ada 40. Mending dana mobil itu buat beli bus," tuturnya.

Penolakan rencana pembelian mobil Lexus itu dari kalangan DPRD, bahkan oleh Gubernur Fauzi Bowo dan Wakil Gubernur Prijanto itu, tak membuat alokasi anggaran itu lenyap. Belakangan, Pemerintah DKI Jakarta mengambilalih anggaran pembelian.

Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) DKI Jakarta Sukri Bei mengatakan anggaran itu akan dialihkan kepada program lain. Hingga kini anggaran mobil mewah itu belum dicoret dari APBD 2011. Yang berbeda, menurut Sukri, tanggung jawab pengelolaan anggaran itu kini berpindah tangan. Awalnya di DPRD DKI Jakarta, kini ke BPKD DKI Jakarta.

"Ketentuannya, pengadaan kendaraan ada di BPKD. Karena mereka (DPRD) tidak boleh mengadakan, maka anggaran dipindahkan ke BPKD," kata Sukri.

Anggaran mobil semahal ini juga tidak sejalan dengan kesulitan keuangan yang dialami DKI Jakarta. Bahkan Fauzi Bowo mengakui program percepatan pembangunan di Jakarta agak terhambat oleh masalah finansial.

Kurangnya kemampuan finansial, kata Fauzi, karena APBD DKI sudah terlalu banyak dibebani kebutuhan lokal. Misalnya untuk program pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup, layanan masyarakat dan kebutuhan dasar masyarakat.

Tak semahal yang dianggarkan

Hasil penelusuran VIVAnews.com di laman lexus.co.id, Lexus LX570 adalah jip termahal. Itu pun harganya bukan Rp2,5 miliar. Harga on the road di DKI Jakarta sekitar Rp1,975 miliar.

Varian LX adalah hasil pengembangan generasi terbaru Land Cruiser. Secara detail, LX570 di Indonesia hadir dengan konsep desain Jepang. Bagian tengah dashboard terintegrasi dengan perangkat audio layar sentuh. Audio ini dilengkapi 19 speaker Mark Levinson. 2.000 lagu yang tersimpan di cakram keras.

Selain itu, tambahan bantalan pada tempat duduk, interior kulit, kotak pendingin pada konsol depan, panel-panel yang menyala, trim kayu bubinga yang biasa digunakan untuk mendekorasi pesawat jet pribadi, menjadikan LX570 kian mewah.

Dapur pacu LX570 dilengkapi mesin 3UR-FE, 5,7 liter, V8 AWD yang mampu menghasilkan tenaga 362 hp pada 5600 rpm. Sedangkan torsi maksimal 530 Nm pada putaran mesin 4.000 rpm. Seluruh tenaga LX570 disokong dengan penggunaan transmisi otomatis enam kecepatan.

Salah satu fitur andalan LX570 adalah Electro-Hydraulic Suspension yang dipadankan dengan Active Height Control (AHC) dan Adaptive Variable Suspension. Kombinasi ini memungkinkan suspensi dapat turun 2 inci (5,08 sentimeter) saat menaikkan atau menurunkan penumpang. Secara otomatis, suspensi akan kembali pada posisi normal saat mobil bergerak.

Tapi mobil dengan fasilitas mewah seperti Lexus ini sangat disayangkan jika hanya dipakai beberapa kali dalam setahun. "Memangnya berapa sih jumlah tamu yang datang dari luar negeri. Hampir tidak ada. Nanti malah bisa digunakan untuk kepentingan pribadi," ujar Wanda Hamidah.(np)

No comments: