Tuesday, January 25, 2011

4 Alasan Orang Selalu Terlambat

Jalanan Kota Jakarta yang semakin macet dan hujan yang terus turun pada bulan-bulan ini membuat orang sering datang terlambat. Hal ini bisa dimaklumi meskipun kadang-kadang tak bisa dijadikan pembenaran. Orang bisa berkilah, "Sudah tahu Jakarta macet, mengapa tidak berangkat lebih awal?"

Namun, ada pula orang yang selalu terlambat meskipun tak ada situasi yang memaksa. Entah ke kantor, resepsi perkawinan, tempat ibadah, atau saat janjian dengan teman, mereka selalu saja terlambat.

Untuk orang-orang seperti ini, alasan selalu terlambat ternyata tidak semata disebabkan jalanan macet. Menurut Margaret Paul, PhD, penulis buku Do I Have to Give Up Me to Be Loved by You?, ada beberapa alasan menarik mengapa seseorang selalu menjadi orang yang terlambat.

1. Anak kecil belum memiliki konsep mengenai waktu. Mereka tidak bisa mengira-ngira, berapa lama sesuatu harus dilakukan atau berapa lama untuk mencapai tempat tertentu. Fungsi-fungsi ini baru dimiliki ketika anak beranjak besar. Nah, orang yang selalu terlambat tampaknya menerapkan sisi kekanak-kanakan dalam dirinya, bukannya sebagai orang dewasa. Dan, sikap kekanak-kanakan ini menjadi suatu pembangkangan karena merasa dikontrol. Misalnya begini, Anda mengatakan bahwa anak harus selesai makan pukul 07.00 supaya bisa berangkat ke sekolah pukul 07.15. Namun, anak yang pembangkang akan mengatakan, "Aku enggak mau makan sebelum jam 07.00!"

Selama perang antara sisi anak-anak dan sisi dewasa ini tidak disadari, orang tersebut akan terus terlambat. Begitu ia menyadari sistem di dalam dirinya, mereka baru bisa memilih kapan sisi kekanakan ini harus ditampilkan dan kapan sisi dewasanya harus ditonjolkan.

2. Ekspresi kemarahan karena merasa dikontrol. Orang yang selalu terlambat sampai di kantor, misalnya, bisa jadi karena marah kepada atasan atau rekan kerjanya. Memang ada orang yang mampu bekerja dengan cepat sehingga meskipun selalu datang terlambat, pekerjaannya tak pernah terbengkalai. Namun, datang terlambat juga menjadi ekspresi ketidaksukaannya karena ditegur rekan kerja yang menganggapnya datang terlalu siang. Orang ini juga menjadi defensif ketika datang terlambat.

3. Tidak peduli jika orang lain harus menunggu. Kadang-kadang orang merasa punya hak dalam menentukan waktu karena waktu mereka lebih penting daripada waktu orang lain. Tampaknya mereka juga mendapatkan suatu kesenangan saat membuat orang lain menunggu. Hal yang mendasari sikap ini adalah masalah kontrol tadi, seolah ingin mengatakan bahwa tak ada orang yang bisa mengontrolnya. Perasaan tidak diatur menjadi lebih penting daripada peduli dengan perasaan orang lain.

4. Cara untuk membuat dirinya tegang atau gelisah. Mengapa pula seseorang ingin merasa tegang dan gelisah? Karena kegelisahan ini mungkin akan menyembunyikan kegelisahan yang lebih parah, seperti kegelisahan karena merasa sendiri atau kesepian. Ada orang yang memilih untuk berlaku seenaknya dan enggan bersikap on time daripada harus menghadapi perasaan mereka yang lebih menyakitkan. Setidaknya, dengan datang terlambat, mereka mampu mengontrol kegelisahannya sendiri daripada merasa tak berdaya karena kesepian.

DIN

No comments: