Tuesday, January 11, 2011

BB Jadi HP Sejuta Umat, Tak Mungkin Diblokir


VIVAnews - Ancaman Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring memblokir layanan BlackBerry mengundang polemik berbagai kalangan. Meski begitu, bagi kalangan pedagang, mereka tidak yakin bahwa ancaman pemblokiran akan benar-benar dilakukan pemerintah.

Demikian pantauan dan wawancara VIVAnews dengan sejumlah pedagang di pusat grosir Cililitan, Jakarta yang juga menjadi sentra penjualan BlackBerry. Para pedagang satu pendapat, mereka tidak setuju dengan rencana pemblokiran tersebut. Bahkan, mereka yakin pemblokiran tidak akan terjadi.

"Tidak mungkin ada pemblokiran BlackBerry. Saat ini sudah ada 2 juta pelanggan BB, jadi kalau diblokir sangat tidak masuk akal," kata Rimanto, dealer Blackberry di pusat grosir Cililitan, Senin 9 Januari 2010.

Dia mengingatkan Indonesia saat ini menjadi salah satu dari sejumlah negara pengguna BlackBerry terbesar di dunia sehingga pemerintah tidak mungkin mengambil langkah gegabah.

Apalagi, dia menekankan BlackBerry saat ini sudah menjadi kebutuhan masyarakat. Bagi pengguna, dia mengakui ada kemungkinan dipakai untuk mengakses situs porno, meski jumlahnya sangat kecil, paling banter hanya 1 persen.

Namun, Rimanto menekankan BB lebih banyak dipakai untuk menunjang pekerjaan dan bisnis. "BB sudah menjadi kebutuhan. Saya rasa Research in Motion, produsen BB tidak akan takut, karena kita butuh BlackBerry."

Hal yang sama diungkapkan sejumlah pedagang lainnya. Ari dari dealer BlackBerry lainnya tidak yakin pemerintah akan memblokir ponsel pintar tersebut karena produk teknologi ini sudah telanjur masuk dalam jumlah besar. "Kalau mau dipersoalkan, semestinya dulu sebelum masuk ke Indonesia."

Demikian halnya dengan Tommy, pedagang BB lainnya juga tak percaya dengan rencana pemblokiran. "BB sudah menjadi HP sejuta umat, tidak mungkin diblokir."

Bahkan, jika sampai ada pemblokiran BlackBerry, maka pedagang ponsel bisa demo besar-besaran. Apalagi, kata dia, jualan BB sangat cepat dan menguntungkan.

Akan halnya Fadil, pemilk toko HP S-Comm Celuluer mengaku meski ramai diberitakan isu pemblokiran, namun penjualan BlackBerry tetap laris manis. "Masyarakat tetap mencintai BB. Saya tetap bisa jualan BB 30-50 unit per hari."

Menkominfo Tifatul menyampaikan rencana untuk memblokir layanan BlackBerry, pada 7 Januari lalu. Saat itu, Tifatul menekankan pemerintah menyediakan waktu 2 minggu bagi RIM untuk menyesuaikan diri dengan Undang-Undang yang berlaku di Indonesia. Bila sampai tanggal 21 Januari, konten pornografi masih bisa diakses lewat BlackBerry, maka pemerintah akan melarang RIM untuk menyediakan layanan browsing.

“Hanya layanan browsing internet saja yang dilarang. Layanan seperti telepon, SMS, email, dan BlackBerry Messenger (BBM) tidak dilarang,” kata Gatot S Dewa Broto, Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Kominfo.

Rencana pemblokiran layanan BlackBerry di Indonesia itu kembali memanaskan suasana di internet, khususnya jejaring sosial dan situs microblogging populer seperti Twitter. Pelanggan Research In Motion ramai-ramai memprotes rencana Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring memblokir layanan itu. (sj)
• VIVAnews

No comments: