Sunday, March 27, 2011

Sedih! Prajurit TNI AD Jadi Alat Provokasi

INILAH.COM, Jakarta - Wakil Ketua Komisi I DPR TB Hasanuddin menilai kehadiran puluhan prajurit TNI AD di dekat arena kongres PSSI di Pekanbaru, Riau, dengan dalih pengamanan, merupakan upaya provokasi yang tidak seharusnya mereka lakukan.

"Tidak usah lah membohongi rakyat bahwa keberadaan para prajurit TNI dengan pakaian loreng membawa-bawa bendera panjang yang dibentangkan di depan arena kongres PSSI adalah untuk bantuan pengamanan," ujar Hasanuddin di Jakarta, Minggu (27/3/2011).

Politisi PDIP itu tidak yakin jajaran kepolisian setempat benar-benar sudah tidak mampu lagi melakukan pengamanan untuk penyelenggaraan kongres PSSI sehingga mereka terpaksa meminta bantuan para prajurit TNI AD.

"Apakah seluruh polisi yang ada di wilayah itu sudah dikerahkan semuanya dan akhirnya meminta bantuan personil TNI AD. Jadi sesungguhnya sudah sangat jelas bahwa apa yang dilakukan prajurit TNI AD itu adalah upaya provokasi semata," ujarnya.

Karenanya, Hasanuddin menambahkan, pihaknya akan mempertanyakan persoalan itu kepada pimpinan TNI AD saat rapat kerja Komisi I dengan TNI dalam waktu dekat ini.

Hasanuddin mengatakan bahwa bagi seseorang setingkat kepala staf TNI AD seluruh waktunya harus dia gunakan untuk berkonsentrasi menjalankan tugas memimpin TNI AD yang juga tidak ringan.

"Dengan mencalonkan sebagai ketua umum PSSI mendatang, kita juga pertanyakan apakah nantinya yang bersangkutan mampu membagi waktu dan konsentrasinya dalam memimpin TNI AD dan juga PSSI dalam waktu bersamaan," ujar Hasanuddin.

Sebelumnya diberitakan, Sabtu (26/3/2011) malam, puluhan prajurit TNI AD secara tiba-tiba mendatangi arena Kongres PSSI di Hotel Premiere, Pekanbaru, Riau dengan alasan pengamanan. Pergerakan prajurit TNI ini dipersoalkan oleh FIFA dan dianggap sebagai bentuk 'kudeta' terhadap independensi PSSI.

Sumber INILAH.COM, menyebutkan, wakil FIFA Frank Van Hattum semalam menelpon seseorang sebelum meninggalkan tempat Kongres PSSI di Hotel Priemere, Riau.

Terdengar pembicaaan dari Van Hattum "Indonesian militery coup d'etat the congress. Our own safety on jeopardize." (Militer Indonesia telah mengkudeta Kongres. Keselamatan kita sendiri membahayakan, red).

Penerjunan puluhan prajurit TNI AD ini memunculkan dugaan keterkaitan dengan bersikukuhnya KSAD Goerge Toisutta dan penggagas Liga Primer Indonesia (LPI) Arifin Panigoro mencalonkan diri sebagai ketua umum PSSI meski telah dicoret oleh Komisi Banding PSSI.[ant/mah]

No comments: