Thursday, March 24, 2011

Fenomena Budaya Menyontek di Indonesia

Berdasarkan pengalaman di lapangan alias dunia pendidikan, menyontek memang sudah menjadi tradisi dan kebudayaan yang sangat susah untuk di hindarkan. Keinginan untuk mendapat nilai yang bagus dengan tidak di ikuti rajin belajar, menyontek adalah salah satu alternatif yang paling banyak dilakukan kalangan pelajar maupaun mahasiswa. Tidak hanya orang tak pintar saja yang menyontek, bahkan pelajar/mahasiswa yang berprestasi pun tidak luput dari menyontek walau hanya sebagian. Sebenarnya ini bukanlah suatu kebudayaan, melainkan niat dari individu masing - masing yang ingin mendapatkan nilai bagus dengan cara instant dengan menghiraukan resiko yang akan didapat. Bagi kalangan mahasiswa, bisa jadi kalau ketahuan menyontek dosen tidak segan - segan memberi nilai E ditempat. Namun, bagi yang sudah berpengalaman tentunya tidak akan terjadi seperti itu.

Sebagai generasi pemuda - pemudi harapan bangsa, usahakanlah jangan menyontek. Dan kalau terpaksa menyontek pun janganlah sering - sering, kalau kepepet aja. Karena akan menjadikan kita orang yang malas. Ya.. tergantung dari kita individu masing - masinglah. Berikut berbagai macam cara - cara menyontek yang biasa dilakukan para pelajar maupun mahasiswa sekarang.

1. Searching internet menggunakan bantuan Mbah "Google"



Cara menyontek seperti ini hanya bermodalkan HP, pulsa, dan keberanian. Cara ini biasanya yang paling efektif dalam menemukan jawaban, tapi resikonya yang paling besar. Karena kemungkinan ketahuannya lebih tinggi. Bisa bisa HP diambil dan tidak akan dikembalikan lagi.


2. Spy Shot

Add caption


Cara ini digunakan jika teman sebangku kita pelit. Kita harus mempunyai mata yg tajam, leher yang panjang dan memanfaatkan waktu secepat mungkin untuk melakukannya. Kunci keberhasilan dalam menggunakan cara ini hanya 1, yaitu memperluas jangkauan mata. Cara ini kurang efektif karena biasanya orang yang pelit berusaha semaksimal mungkin untuk menyembunyikan jawabannya. Dia juga punya trik - trik khusus yg membuat kita tidak dapat melihat jawabannya. Dalam kasus seperti ini, pelaku pencontek cenderung mencontek kerjaan temennya yang pinter. Tapi sering juga karena kepepet, temen yang bodoh pun tetep dicontekin. Dan biasanya korban yang diconteki sedang tidak sadar telah dicontek.


3. Melihat buku catatan di bawah meja



Cara seperti ini sangatlah beresiko tinggi. Tingkat kegagalannya pun besar. Cara ini hanya dipakai oleh pelajar yg malas (malas belajar maupun malas bikin contekan ) namun mempunyai nyali tinggi. Cara ini sangat beresiko dan mempunyai tingkat kesulitan yg tinggi karena butuh meja berkolong, harus membolak-balik halaman, menimbulkan suara, pergerakan yg mencurigakan. Jika ketahuan gurupun sangatlah sulit menghilangkan jejak dan urusannya bisa panjang. Lagi-lagi cara ini sangat tidak disarankan bagi yg duduk depan. menyontek denagn cara ini biasanya lebih menjanjikan, tapi kalo resiko kalo ketauan lebih bahaya, karena si pelaku meninggalkan barang bukti.


4. Membuat catatan kecil (External Memory)




Cara menyontek seperti ini adalah yang paling sering dilakukan dan sangat efektif. Menggunakan kertas kecil, sehingga memudahkan saat misi mencontek dilakukan. Resikonya pun tidak terlalu besar. Mengapa? Kerena dengan ukuran kertas yg kecil, pergerakan saat mencontek tidaklah terlalu membuat guru atau dosen curiga dan juga cukup mudah menghilangkan barang bukti jika guru curiga. Jika guru mulai mencurigai kita, kita bisa langsung meremas - remas kertas tersebut dan membuangnya jauh - jauh atau bisa kita sembunyikan di sepatu/kaos kaki. Namun semua itu haruslah dilakukan dengan sangat cepat dan berhati -hati. Orang yang menyontek dengan cara ini biasanya tidak mau duduk di depan, lebih cenderung di samping bagian tengah atau belakang.


5. Sistem Fotocopy



Biasanya para pelaku memfotocopy buku yang akan jadi bahan ujian. Kemudian memperkecilnya menjadi sekecil - kecilnya. Ada juga yang menggunting fotocopyannnya. Ini biasa dilakukan kalangan pelajar yang malas membuat contekan dengan menulis.


6. Mengoptimalkan fungsi Teknologi



Di era globalisasi ini teknologi memang sudah berkembang sangat pesat. Dan tidak sedikit yang menyalahgunakannya sebagai sarana menyontek. Untuk soal matematika dan eksak si pelaku biasanya menggunakan kaluklator hp. Untuk soal bahasa inggris biasanya pelaku menggunakan kamus di hp. Untuk soal berbentuk hafalan biasanya menggunakan notes (catatan) di hp atau memotret bahan ujian yang akan keluar. Bahkan tidak jarang yang menyimpannya dalam bentuk sms.


7. Berinspirasi di WC



Cara seperti ini biasanya dilakukan pelaku jika tidak punya contekan. Pelaku meletakkan buku/catatan kecil tentang materi ujian di WC. Jika si pelaku sudah buntu dan tidak dapat menjawab soal - soal ujian, maka ia akan berpura - pura permisi buang air kecil ke WC. Padahal untuk melihat catatan yang sudah diletakkan di WC sebelum ujian dimuali. Namun, cara seperti ini sudah banyak diketahui oleh guru/dosen. Sehingga ada sebagian guru/dosen yang tidak mengizinkan siswanya untuk keluar kelas saat ujian berlangsung.


8. Ngebatik





Biasanya pelaku mencoret - coret ringkasan materi ujian di tangannya. Cara seperti ini biasanya relatif cukup aman, karena jarang para guru memeriksa tangan para siswanya. Dan biasanya pelaku yang menggunakan cara seperti ini duduk dibangku depan.


Sampai kapankah budaya menyontek hilang ?

No comments: