Tuesday, May 28, 2013

Makin Sengit, AirAsia dan Lion Air Kini "BERKELAHI" di Thailand

Otoritas Penerbangan Sipil Thailand belum lama ini mengkonfirmasi rencana maskapai penerbangan murah terbesar Indonesia, Lion Air, yang akan membuka anak usaha baru yang bermarkas di Bandara Don Mueang, Bangkok.

Perusahaan yang rencananya diberi nama Thail Lion Air tersebut bakal menyiapkan amunisi berupa enam pesawat Boeing 737-800.

Kabar tersebut diumumkan Direktur Jenderal Departemen Civil Aviation Woradej Harnpraseet seperti dikutip laman traveldailynews.asia, Senin (27/5/2013).

Meskipun belum menerima sertifika resmi, Lion Air Thailand kabarnya sudah mempersiapkan sejumlah pilot, awak dan teknisi pesawat.

Seperti musuh bebuyutannya, Thai AirAsia, Lion Air juga diwajibkan untuk menggandeng mitra lokal untuk membuat perusahaan baru. Secara hukum, setiap perusahaan asing yang ingin masuk dalam industri penerbangan Thailand harus bekerjasama dengan perusahaan Thailand yang setidaknya memiliki porsi saham 51%.

Sejumlah ahli mengusulkan agar Lion Air menggandeng Phucket Air sebagai mitra kerjasamanya. Namun, usul tersebut kemungkinan sulit direalisasikan mengingat reputasi buruk dari maskapai tersebut yang sering mengalami kecelakaan.

“Masuknya Lion Air ke bisnis penerbangan Thailand menciptakan persaingan yang sehat juga menyediakan pilihan bagi para konsumen,” ujar Woradej seraya menambahkan pemerintah Thailand membuka kesempatan bagi perusahaan asing untuk beroperasi di negaranya sepanjang mengikuti peraturan yang berlaku.

Rencananya, Thail Lion Air bakal melayani penerbangan domestik dan regional termasuk ke Indonesia dan Malaysia.

Seiring pengiriman 122 unit Boeing B737-900ER, Lion Air memang tengah mencari perluasan bisnis di luar basisnya, Indonesia. Meskipun bisnis penerbangan di Indonesia cukup menjanjikan, jenuhnya minat transportasi udara dalam negeri membuat Indonesia mencari peluang di luar negeri.

“Kami tak bisa menampung semua pesawat di Indonesia,” kata juru bicara Lion Air.

Lion Air dikabarkan telah mencapai kesepakatan untuk mengakuisisi 49% saham salah satu maskapai penerbangan Australia dan menempatkan 6 pesawat di Australia. Perusahaan penerbangan yang berbasis di Indonesia ini juga sedang mempertimbangkan perluasan bisnis ke Vietnam, Myanmar, dan Filipina.

Baru-baru ini Lion Air meluncurkan penerbangan domestik Malindo Air, hasil kerjasamanya dengan Malaysia. Dalam kerjasama ini, Indonesia menguasai 49% saham dan berencana mengembangkan Batik Air di Indonesia tahun ini.

No comments: