Sunday, October 28, 2012

Berlogat Indonesia, si Cantik Nan Seksi Maya Karin Dicibir di Malaysia

Maya Karin mungkin tak sefamilier rekan senegaranya, Siti Nurhaliza, di telinga publik Tanah Air. Tapi pencapaian yang diraihnya di industri hiburan tak bisa dipandang sebelah mata. Inilah salah satu film yang melambungkan namanya, Pontianak Harum Sundal Malam, yang tayang pada 26 dan 27 Oktober, mulai pukul 20:00 WIB di saluran Thrill.

Maya Karin adalah gadis blasteran Jerman, Melayu, China, dan India, dan pernah tinggal di Bandung selama 15 tahun. Tak heran saat memulai karir di Malaysia, ia sempat dicibir karena logat Indonesianya lebih kental daripada Melayu.

Debut aktingnya Sri Dewi Malam menuai banyak pujian dan penghargaan seperti Anugerah Bintang Populer dan Anugerah Media Hiburan.

Tahun 2004 perempuan yang dijuluki artis paling seksi dan paling panas di Malaysia ini membintangi film horor pertamanya Pontianak Harum Sundal Malam yang akan tayang di Thrill. Tak tanggung-tanggung, dalam film yang mengisahkan tentang dendam pontianak (kuntilanak) ini, ia memerankan tiga karakter sekaligus, baik di bagian pertama maupun sekuelnya. Kualitas akting yang mumpuni dari VJ Channel (V) ini diakui melalui deretan penghargaan seperti Asia Pacific Film Festival ke-49 dan Estepona Fantasi and Terror Film Festival 2005.

"Saya memang biasanya dikenal dengan film-film beraliran drama yang berlinang air mata, kekerasan bahkan pembunuhan," ungkap aktivis lingkungan dan sosial ini. Ia beruntung karena telah memerankan berbagai karakter mulai dari pontianak (kuntilanak), putri duyung, gadis tomboy bahkan penggali emas.

Walau demikian, predikat pelakon supernatural, horor dan thriller pun terlanjur melekat dengannya. Tahun 2007 ia kembali memerankan film horor Waris Jari Hantu. Mencari tantangan baru, ia menerima tawaran main dalam film komedi romantis Cun, Ombak Rindu dan drama Lagenda Budak Setan 2 dan 3.

Di bidang tarik suara, album debutnya Erti Cinta, masuk nominasi Best New Singer di Anugerah Industri Muzik Malaysia. Ia juga aktif berpartisipasi dalam kampanye Malaysian Nature Society dan World Wildlife Fund. Sementara kampanye MayaLovesNature melibatkan 22 ribu anak sekolah untuk meningkatkan kepedulian akan pemakaian kantong plastik berlebihan. Langkah ini menempatkannya jadi duta inisiatif daur ulang dan spokeperson Geological Institute of Malaysia.

Maya pun ditunjuk sebagai duta Yayasan Orang Kurang Upaya Kelantan. “Saya tersentuh melihat orang-orang istimewa di sana. Buat banyak keluarga, terapi rehabilitasi pasti sangat mahal. Semoga saya bisa menggerakan kepedulian orang untuk menyumbang yayasan ini,” ungkapnya.

Itulah sekelumit kesibukan Maya sebagai aktris yang makin bersinar. Memang rasanya agak ganjil membayangkan wanita cantik, ramah dan berjiwa sosial sepertinya bermain film horor. Tapi itulah bukti keprofesionalismenya dalam berakting.

Nantikan akting Maya Karin dalam Pontianak Harum Sundal Malam, 26 dan 27 Oktober, mulai pukul 20:00 WIB di saluran Thrill, satu-satunya saluran televisi berbayar khusus film horror dan thriller Asia dan Hollywood. Thrill dapat diakses melalui Indovision (ch. 19); Okevision (ch. 8); Aora (ch, 221); Telkom Vision (ch. 610); CentrinTV (ch. 313) dan OrangeTV (ch. 162).

Boeing 737 Surveillance – Jet Pengintai TNI-AU

Tampilannya tak beda jauh dengan pesawat komersial biasa, akan tetapi kemampuannya sangat luar biasa. Pesawat Boeing-737 milik TNI Angkatan Udara ini mampu mengamati seluruh gerak-gerik di atas perairan Indonesia yang luasnya mencapai 8,5 juta kilometer persegi.

Sesuai dengan tugasnya, tiga pesawat Boeing-737 Maritime Patrol yang berbasis di Skadron Udara 5 Pangkalan Udara (Lanud) Hasanuddin, Makassar, ini setiap hari melakukan pengamatan udara dan maritim (air and maritime surveillance) di seluruh wilayah perairan Indonesia. Secara bergantian ketiganya mengamati secara sistematik ruang udara, permukaan daratan, maupun perairan, lokasi, atau tempat, sekelompok manusia atau obyek-obyek lain, baik secara visual, aural, fotografis, elektronis, maupun dengan cara lain.

“Tugas kami hanya mendeteksi. Hasil deteksi yang diperoleh disampaikan ke komando atas, yang akan menentukan tindakan selanjutnya. Bila perlu hasil deteksi itu dikoordinasikan dengan TNI Angkatan Laut, TNI Angkatan Darat, Kepolisian RI, atau instansi terkait,” ungkap Kapten (Pnb) Sumanto, Komandan Flight Operasi Skadron 5.

Peran pengamatan udara itu penting bagi Indonesia untuk dapat dimanfaatkan mencegah pengambilan ikan secara ilegal oleh nelayan asing, dan untuk menggagalkan penyelundupan kayu, serta minyak yang sampai sekarang masih marak di perairan Indonesia.

Skadron 5 yang berpangkalan di Lanud hasanuddin, Makassar, menerima tiga Boeing B737-200 2X9 Surveiller untuk menggantikan Grumman UF-1 Albatross. Pesawat berjulukan Camar Emas ini diberi registrasi AI-7301, AI-7302, dan AI-7303. Pengiriman pesawat yang dipesan April 1981 ini dilakukan secara maraton mulai dari 20 Mei 1982, 30 Juni 1983, dan 3 Oktober 1983. dengan kekuatan tiga pesawat, berarti tiap pesawat harus melakukan pengintaian sepertiga wilayah Indonesia.

Dari segi performa, Camar Emas tidak kalah garang dengan pesawat pengintai yang telah terkenal seperti E-8-J-STARS (Joint Surveillance and Target Attack Radar System), E-3 Sentry AWACS, Bariev A-50 Mainstay AWACS, DC-8-72F SARIGUE NG, P-3C Orion atau radar terbang masa datang Australia B737-700 Wedgetail –versi New Generation B737 yang dikonversi untuk kepentingan intelijen. Tidak percaya? Intip saja alat pengendus yang diusung.

Dihidungnya ada radar double agent AN/APS-504 (V)5. selain berfungsi konvensional, radar ini bisa diset mendeteksi sasaran di permukaan atau di udara. Jarak pindainya luar biasa, 256 Nm (Nautical Mile).

Navigasi dan komunikasinya juga kompak. Saat ini B737 dilengkapi sistem navigasi INS LTN-72R terintegrasi dengan GPS. Karena memainkan peran penting dalam air intelligence, komunikasi tidak saja masuk kategori wajib, tapi juga harus mempunyai tingkat aksesbilitas tinggi. Untuk B737, saluran telepon bisa terhubung langsung dengan komando pusat. Tampilan instrumen yang menawan (pilot color high resolution display), makin mempercanggih suasa kokpit.


Boeing 737 MPA tengah beraksi di laut

Tugas pokok Skadron 5 adalah, melakukan pengintaian udara strategis dan pengawasan maupun pengamanan terhadap semua objek bergerak di permukaan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) dan jalur lalu lintas damai. Informasi yang dihasilkan B737 sangat penting dalam masa perang dan damai. Kegiatan eksploitasi informasi dalam hubungannya dengan air power terdiri dari tiga hal. Yaitu informasi, reconnaissance, dan surveillace. Hubungan ketiga faktor ini dengan intelijen sangat erat.

Maritime Patrol ini dilengkapi peralatan SLAMMR (Side Looking Airborne Multi Mission Radar), suatu alat sensor dengan daya deteksi yang sangat kuat pada suatu daerah yang sangat luas. Dengan SLAMMR, Boing-737 ini mampu mendeteksi wilayah perairan seluas 85.000 mil persegi per jam. Di tambah lagi peralatan navigasi Internal Navigation System dan Omega Navigation System serta peralatan komunikasi modern.

Tiga pesawat Boeing-737 itu berbasis di Skadron Udara 5 Lanud Hasanuddin, Makassar, sejak 1 Juni 1982. Tahun 1993, ketiganya menjalani up-grade di tempat kelahirannya di Seattle, Amerika Serikat. Sehingga mengalami peningkatan kemampuan pada SLAMMR Real Time, Infra Red, Search Radar, serta sistem navigasi dan komunikasi yang diintegrasikan dengan DPDS (Data Processing Display System).

Dengan kemampuan yang dimiliki itu, Boeing-737 Maritime Patrol melakukan tugas pengawasan dan pengintaian di perairan Nusantara, Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), serta alur laut kepulauan Indonesia (ALKI). Di samping itu, mengawasi daerah musuh tanpa harus terbang di atas wilayahnya.

Dalam melaksanakan tugasnya, Maritime Patrol didukung 64 kru, yang terdiri dari dua orang instruktur/kapten pilot, 12 co-pilot, 16 juru mesin udara (engineering), lima juru muat udara (load master), 10 operator console, 14 observer, tiga juru foto udara, dan dua flight surgeon.

Dengan jumlah pesawat yang masih terbatas untuk memantau wilayah kita yang sangat luas, Skadron Udara 5 dituntut mampu mengoptimalkan alat utama sistem senjata (alutsista) yang ada. “Dalam kondisi seperti ini kita tidak kenal menyerah. Berbekal basis pengetahuan yang dimiliki, kami mencoba mengombinasikan dengan pengalaman yang dihadapi dalam pemeliharaan di lapangan. Pengalaman itu kemudian menjadi pengetahuan yang baru bagi kami, untuk memperpanjang usia pakai peralatan,” kata Kepala Dinas Pemeliharaan Skadron Udara 5, Kapten (Tek) Ifan BM.

Tanggal 14 September 1993, pesawat Boeing 737 AI-7301 kembali dari AS setelah mengalami peningkatan kemampuan dengan modifikasi. Adapun kemampuan yang ditingkatkan adalah Slammr Real Time, Infra Red Detection System (IRDS), Search Radar, sistem navigasi dan komunikasi yang terintegrasi dengan DPDS (Data Proccessing Display System). Sedangkan untuk pesawat AI-7303 modifikasi dilakukan di IPTN (sekarang PT DI) Bandung. Terakhir kita melihat kiprah pesawat ini saat turut mencari lokasi jatuhnya pesawat Adam Air di laut Sulawesi. (dikutip dari www.kompas.com)

Spesifikasi Boeing 737-200 2X9 Surveiller

Dimensions
Wingspan 28.35 m (93 ft 01 in)
Tail Height 11.23 m (36 ft 84 in)
Overall Length 30.53 m (100 ft 16in)
Cabin Width (floor level) 3.3 m ( 10 ft 8 in)
Cabin Length 28.2 m ( 92 ft 8 in)

Design Weights
Maximum Taxi Weight 53 297 kg (117 498 lbs)
Maximum Landing Weight 47 627 kg (104 998 lbs)
Maximum Zero Fuel Weight 43 090 kg (94 996 lbs)
Operating Empty Weight 29 400 kg (64 815 lbs)

Design Weights
Power P & W JT8D-17A
Cruising Speed 760 km/h ( 410 kts)
Cruising Altitude 10 668 m (35 000 ft)
Range 2 414 km (1 500 miles)
Passenger Capacity 107
Fuel Capacity Volume 19 544 l (15 635 kg)

TNI AU yang Semakin Kuat dan Percaya Diri

Antara TNI AU dan RAAF

Dari sejarah panjangnya, TNI AU pada tahun 1961 pernah memiliki kekuatan udara yang membuat banyak negara menjadi ‘ngeri,’ khususnya negara disekitar Indonesia. Untuk mengukur kekuatan dan kemampuan, penulis mencoba mengulas antara TNI AU dengan RAAF (AU Australia) dengan fakta yang ada.

Dalam konflik perebutan Irian Barat, AURI (TNI AU) memiliki 25 unit pesawat bomber Tu-16KS-1. Pesawat-pesawat ini digunakan untuk mempersiapkan diri dalam Operasi Trikora tahun 1962 dalam upaya merebut kembali Irian Barat dari Belanda. Sebanyak 14 unit Tu-16 tergabung dalam Skadron 41 dan sisanya di Skadron 42, dimana kedua skadron ini bermarkas di Pangkalan Udara AURI Iswahyudi, di Madiun, Jawa Timur. Disamping itu AURI masih dilengkapi dengan pesawat tempur Mig-15, Mig-17, Mig-19, Mig-21 dan pembom ringan Il-28.

Dimilikinya TU-16 sebagai pesawat pembom modern saat ini, membuat Belanda atas saran AS akhirnya melepaskan Irian Barat kepada Indonesia, setelah AS membuktikan keberadaan TU -16 di Lanud Iswahyudi. Diplomasi kekuatan militer menunjukkan bahwa pressure ancaman secara halus dengan sedikit ’show of force’ akan dapat merubah keputusan politik 180 derajat. Walaupun pada akhirnya dengan terjadinya perubahan politik di dalam negeri Indonesia, semua unit Tu-16 tadi tidak diterbangkan lagi pada tahun 1969 dan keluar dari armada AURI di tahun 1970.

Pada saat masih aktif bertugas di TNI AU, penulis dalam suatu kesempatan mengikuti kunjungan Kepala Staf TNI AU ke Australia. Salah satu perwira Royal Australian Air Force (RAAF) mengatakan, bahwa Australia memutuskan membeli 24 buah pesawat F-111C dari pabrik General Dynamics karena Indonesia. Pembelian F-111 “Aardvark” sebagai medium-range interdictor dan tactical strike aircraft juga mempunyai peran sebagai strategic bomber dan juga sebagai pesawat pengintai untuk mengimbangi AU Indonesia. Perwira tersebut mengatakan bahwa Australia belajar banyak dari Indonesia dalam menilai pentingnya AU harus memiliki pesawat penyerang strategis. Mereka dimasa lalu sempat terkejut dengan keberadaan TU-16 yang dianggapnya mampu mengancam negaranya.

Kini, TNI AU selain memiliki pesawat hasil produksi negara-negara Barat, juga memiliki pesawat tempur dari Rusia yang tidak kalah canggihnya (SU27/30). Sementara Australia telah memutuskan pada tahun 2007 membeli 24 buah pesawat FA-18F Super Hornet seharga A$ 2,9 miliar, sebagai pesawat sementara sambil menunggu pengiriman F-35 Lightning II yang mereka pesan. FA-18 ini oleh RAAF rencananya difungsikan sebagai pengganti F-111 yang dipensiun pada akhir tahun 2010.

Pengadaan ke-24 pesawat dengan biaya pelatihan dan dukungan lebih dari 10 tahun sebesar A$6 miliar (US$4,6 miliar) telah menimbulkan kontroversi di Australia. Beberapa kritikus termasuk beberapa purnawirawan RAAF senior, diantaranya Air Vice Marshal (Ret) Peter Criss, mantan Air Commander Australia mengatakan ia “sangat terkejut” bahwa pemerintah Australia akan menghabiskan $ 6 milyar untuk Super Hornet.

Criss mengutip pernyataan yang di keluarkan oleh US Senate Armed Services Committee, bahwa Super Hornet Blok I kemampuannya lebih rendah dibandingkan dengan MiG-29 dan Su-30 yang sudah dimiliki beberapa negara di Asia Tenggara, termasuk yang baru memesannya (Indonesia). Selain itu Air Comodore (Ret) Ted Bushell menyatakan bahwa F/A-18F tidak bisa melakukan peran seperti yang disyaratkan oleh pemerintah Australia.

Dengan demikian, keberadaan Sukhoi TNI AU nampaknya telah membuat Australia menjadi kurang nyaman, hingga mereka pada saatnya nanti sudah memiliki pesawat tempur terbaru F-35 seperti yang dimiliki oleh Jepang. Inilah bukti sebuah strategi sukses keputusan pengadaan pesawat tempur sebagai alutsista (Alat Utama Sistem Senjata) utama dari TNI AU.

Pengembangan Kekuatan TNI AU

Kepala Staf TNI AU Imam Sufaat menyebutkan beberapa pesawat yang didatangkan hingga 2014, diantaranya 6 unit Sukhoi, 24 unit F-16, 16 unit Super Tucano, 16 unit jet latih tempur Korea T-50. Sejumlah pesawat angkut juga dibeli antara lain sembilan CN- 295, CN-235, serta helikopter Super Puma. Dari perincian itu, empat Super Tucano dan dua CN-295 akan datang pada tahun ini.

Dengan penambahan 24 pesawat F-16, total keseluruhan pesawat menjadi 36. “Kita akan buat skuadron baru F-16 di Pekan Baru,” katanya. Pemilihan lokasi atas pertimbangan bahwa ada Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) di wilayah Pulau Sumatera sehingga dibutuhkan pesawat tempur untuk menjaga supremasi udara. Untuk menjaga ALKI di Indonesia timur, belum ada rencana pembentukan skuadron tempur di sana. Sejauh ini masih TNI AU mengandalkan skadron Sukhoi di Lanud Hasanuddin, Makassar.

Kasau menyebutkan, pihaknya sudah memrogramkan penambahan penerbang. Hal ini untuk mengimbangi semakin banyaknya pesawat yang dimiliki TNI Angkatan Udara ke depan. Di antara program yang dijalankan adalah dengan menambah jumlah siswa penerbang. “Kalau tadinya 30 orang, sekarang menjadi 40. Kita juga membuka ikatan dinas pendek (IDP) , yang sebelumnya tidak ada,” kata Kasau. IDP adalah program pembentukan penerbang diluar jalur Akademi.

TNI AU sangat perlu membeli simulator pesawat Sukhoi. Selama ini yang dilakukan dengan mengirimkan penerbang mengikuti pelatihan di luar negeri. Biaya pelatihan, menurut dia, mahal dan berisiko besar, karena kelemahan penerbang TNI Angkatan Udara diketahui negara lain. “Padahal di sini skill penerbanglah yang menentukan ketimbang kemampuan pesawatnya. Dengan adanya simulator, kita bisa mencetak pilot handal tanpa diketahui kemampuannya,” ungkap Kasau.

Pembelian simulator ini juga untuk menghemat pengeluaran operasional Sukhoi dan jaminan keselamatan pilot selama operasional. Dengan simulator akan lebih efisien, baik dari jam terbang maupun biaya.“Satu jam terbang Sukhoi sangat mahal, mencapai Rp500 juta. Di Rusia saja memakai simulator atau pesawat pendamping. Sukhoi baru benar-benar dikeluarkan kalau ada ancaman,” jelasnya. Ada beberapa produk simulator yang dijajaki seperti Rusia, China, Kanada. Disesuaikan dengan kemampuan bahasa. Sekarang kita sudah mempunyai simulator Hawk, F-16, dan Hercules,” katanya.

Demikian perkembangan TNI AU dalam rangka berbenah diri. Dalam sebuah sistem pertahanan, dibutuhkan pertahanan berlapis yang menurut teorinya terdiri dari, radar, peluru kendali, pesawat tempur sergap dan meriam penangkis serangan udara. TNI AU telah menempatkan beberapa radar di kawasan Timur Indonesia untuk menutup dan memonitor pergerakan pesawat asing yang tanpa ijin melintas. Kebutuhan lain yang tidak kalah pentingnya adalah pengadaan peluru kendali tambahan.

Dengan keputusan besar dan positif dari Presiden SBY, dukungan politis dan kemampuan perekonomian Indonesia, TNI AU dituntut untuk lebih giat, teliti dan aman dalam melakukan pembenahan tersebut, untuk mempertanggung jawabkannya kepada rakyat Indonesia. Dengan kepemimpinan Marsekal Imam Sufaat yang juga seorang penerbang tempur handal, penulis yakin TNI AU dimasa mendatang akan menjadi kekuatan pertahanan yang semakin diperhitungkan di kawasan Asia Tenggara. Semakin kuat dan percaya diri, itulah yang harus dibuktikan bersama. Bravo dan Dirgahayu TNI AU!. Yang ikut bangga, Marsda TNI (Pur) Prayitno Ramelan,

Tank Tempur Medium Pindad Tak Tiru Buatan Jerman

JAKARTA - Meski baru pertama kalinya PT. Pindad mengembangkan tank tempur Medium (Medium Battle Tank) pihaknya tidak akan meniru model tank tempur Medium Marder dari Jerman yang akan dipesan oleh Indonesia.

"Kami tidak akan meniru dari mana (Jerman)," ujar Kepala Divisi Kendaraan Khusus PT Pindad, Hery Mochtady di PT. Pindad, Bandung, Jawa Barat, Selasa (16/10/2012).

Hery menerangkan, pengembangan tank tempur Medium ini tentunya dibuat sesuai kebutuhan dan permintaan TNI, sehingga ketika beroperasi nanti dapat digunakan secara maksimal.

"Kami akan desain dengan menyesuaikan requirement dari kavaleri TNI," ucap Hery.

Sejauh ini, lanjut Hery tahapan yang telah dilalui sampai pada pembuatan desain. Dalam pembuatan desain inilah kavaleri TNI dilibatkan meski tidak sampai ke tahap lebih jauh.

"Target kami pada 2014 sudah jadi prototype. Setelah prototype jadi, kami mulai produksi," kata Hery.

Resep Ayam goreng kampung

Bahan:
1 ekor ayam kampung, dipotong 6 bagian
2 lembar daun salam
6 lembar daun jeruk, dibuang tulangnya
4 batang Serai, diambil putihnya, dimemarkan
750 ml air
1 1/2 sendok makan air asam (dari 1 sendok teh asam jawa dan 2 1/2 sendok makan air)
minyak untuk menggoreng

Bumbu halus:
10 butir bawang merah
4 siung bawang putih
3 butir kemiri, disangrai
2 cm jahe
2 cm lengkuas
3 cm kunyit, dibakar
2 sendok teh garam
1/2 sendok teh gula pasir

Cara membuat:
1. Rebus semua bahan dan bumbu halus sampai meresap dan kering.
2. Goreng dalam minyak yang sudah dipanaskan sampai matang dan kering.

Resep LASAGNA

Untuk 15 potong
Kalori per potong: 357 Kal

BAHAN:
8 lembar pasta lasagna kering, rebus matang
150 g keju mozzarella, parut
3 sdm keju parmesan

Saus bolognaise:
2 sdm mentega tawar
200 g bawang bombay, cincang halus
4 siung bawang putih, cincang halus
500 g daging sapi giling
500 g tomat merah rebus, kupas, cincang
150 g wortel, potong dadu 1/2 cm
150 ml kaldu sapi
1 sdm pasta tomat
1 1/2 sdt garam
1 sdm gula pasir
1 sdt merica bubuk
1/2 sdt oregano kering
2 lembar daun bay

Saus bechamel:
2 sdm mentega tawar
3 sdm tepung terigu serba guna
1 L susu cair
1/4 sdt pala bubuk
1/4 sdt merica bubuk
1/2 sdt gula pasir
1/4 sdt merica bubuk
1 sdt garam
50 g keju cheddar parut

CARA MEBUAT:
- Saus bolognaise: Panaskan mentega, tumis bawang hingga harum. Masukkan daging giling, masak hingga berubah warna. Masukkan semua sisa bahan. Aduk, masak hingga air habis. Angkat. Sisihkan.
- Saus bechamel: Panaskan mentega, masukkan terigu. Aduk rata. Tuangi susu sedikit demi sedikit hingga licin. Bubuhi pala, merica, gula pasir, garam, dan keju. Aduk rata. Angkat.
- Penyelesaian: Susun berurutan dalam pinggan tahan panas: pasta, keju mozzarella, saus bechamel, dan saus bolognaise. Lakukan hal yang sama hingga terbentuk 3 lapisan. Taburi dengan sisa keju.
- Panggang dalam oven panas suhu 200° C selama 40 menit hingga matang.
- Potong-potong, sajikan hangat.

Hawai terancam diterpa tsunami

Sebuah gempa berkekuatan 7,7 skala richter yang terjadi di lepas pantai Barat Kanada, Sabtu (27/10/2012) malam menimbulkan ancaman tsunami bagi kepulauan Hawai. Pusat Peringatan Tsunami Pasifik mengeluarkan peringatan soal ancaman tsunami yang diprediksi akan menerpa Hawai sejak Minggu (28/10/2012) pagi hingga malam waktu setempat.

Diperkirakan, gelombang tsunami akan mencapai tinggi hingga 7 meter. Gubernur negara bagian Hawai, Neil Abercrombie, sudah mengeluarkan instruksi bagi warganya. “Saya instruksikan pihak berwenang untuk menjaga warga di daerah pesisir. Warga yang berada di zona tsunami diminta pindah ke lokasi yang setidaknya lebih tinggi 30 meter,” tegas Abercrombie.

Pejabat negara bagian Hawai mengatakan, evakuasi tengah berlangsung di dataran rendah daerah pesisir, terutama di daerah Timur Laut. Selain Hawai, Pusat Peringatan Tsunami juga memprediksi tsunami bisa menerjang Pantai Barat AS, Alaska, bagian pesisir Oregon, dan California Utara.

Penjaga Pantai Alaska mengaku terus memperingatkan warga yang tinggal di atas kapal dan warga pesisir untuk bersiap menghadapi tsunami. “Kami dan Pemerintah setempat sudah memperingatkan orang-orang di kota-kota pesisir untuk mengambil tindakan pencegahan,” kata Letnan Bernard Tupoksi, anggota Penjaga Pantai.

PT DI Incar Proyek Skuadron Perang

Bandung - Meski sempat dipandang sebelah mata oleh masyarakat sendiri, PT Dirgantara Indonesia ternyata terus eksis. Kini mereka mengincar pengembangan penjualan.

Kepala Tim Komunikasi PT DI, Sonny Saleh Ibrahim, menyatakan pada periode 2013-2014, pihaknya membidik proyek pembuatan pesawat bagi sejumlah negara. Antara lain Brunei Darussalam, Filipina, dan Botswana di Afrika. Nilai proyeknya mencapai Rp 2,5 triliun.

“Proyek yang siap dikerjakan antara lain 11 unit pesawat untuk skuadron perang, 8 unit pesawat serbu, 3 unit helikopter Bell. Kemudian, 4 unit CN 235, dan 2 unit NC 212,” katanya di Bandung, Selasa (18/9/2012).

Saat ini, PT DI juga konsentrasi menyelesaikan pembuatan pesawat CN235 pesanan Turki. Negara tersebut memesan 10 unit CN235 sejak tahun 2006 dan dalam dua tahun ini diyakini akan diselesaikan. “Kami optimistis bisa mengejar sisa target pemesanan CN235 oleh Turki dalam dua tahun kedepan,” ujar Sonny.

Dia menjelaskan saat ini pihaknya tengah bersiap melakukan flight test (uji coba) pesawat kedelapan. Pesawat CN235 ini rencananya akan difungsikan sebagai pesawat patroli maritim. “Nilai kontraknya cukup besar. Kontrak engineer-nya mencapai US$ 2 juta/tahun,” katanya.[ing]
Bandung - Selain pesawat sayap tetap versi patroli maritim, minat terhadap helikopter produksi PT Dirgantara Indonesia juga terus menunjukan peningkatan. Kebanyakan heli tersebut ditujukan untuk kepentingan militer.

Pemesannya memang didominasi Kementerian Pertahanan guna memperkuat alutsista TNI. Meski demikian, secara kuantitas, heli yang dipesan relatif signifikan termasuk bagi pendapatan perusahaan.

Ditambah pesanan terhadap pesawat sayap tetap terutama CN-235 MPA dan anti kapal selam, nilai kontrak yang diraih PT DI mencapai Rp 8,2 triliun. Ini di luar pencapaian tahun 2011 yang mencapai lebih dari Rp 1 triliun.

Berdasarkan keterangan Asisten Direktur Utama PT DI Bidang Sistem Jaminan Mutu, Sonny Ibrahim Saleh, sejak 2012, BUMN strategis itu akan menggarap 11 unit heli anti kapal selam AL dan delapan unit heli serang AD.

"Untuk anti kapal selam jenisnya adalah Superpuma karena faktor peralatan pendukung sedangkan untuk tujuan serang bukan lagi NBO-105 tapi kemungkinan Ecureuil," tandasnya di Bandung, Selasa (18/9).

Kemungkinan yang dimaksudkan Sonny adalah Eurocopter AS350 Ecureuil. Di saat yang sama, PT DI juga tengah memenuhi pesanan 7 unit heli buatan pabrikan asal Eropa berjenis lainnya. Enam di antaranya untuk AD. Jenisnya adalah EC-725 Cougar varian Combat SAR and Personal Recovery. Pengerjaan tersebut di luar jumlah pesanan atas heli angkut personil Bell 412 EP untuk kepentingan TNI.

Wow, Mesin Mobil Bisa Bernyanyi! Dadan Kuswaraharja - detikOto

Jakarta - Mobil bisa bernyanyi? Bagaimana bisa? Hal yang mustahil itu bisa dilakukan oleh para insinyur GM. Mereka memodifikasi mesin mobil Onix sehingga bisa menyanyikan lagu kebangsaan.

"Mobil bisa bernyanyi ya, itu merupakan hasil karya para insinyur di sini," ujar Lead Development Engineer Onix Andre Carbonara kepada detikOto di Cruz Alta Proving Ground GM do Brasil di Sao Paulo Brasil.

Mereka mempertunjukkan atraksi tersebut saat peluncuran Onix di Brasil beberapa hari yang lalu. Diawali dengan lengkingan suara mesin di RPM yang tinggi, mesin mobil mengeluarkan raungan yang selaras dengan irama lagu kebangsaan Brasil. Sayang Andre tidak menuturkan bagaimana mesin mobil bisa dibuat bernyanyi seperti itu.

Onix dijual di Brasil dengan mesin 1.000 cc dan 1.400 cc SOHC. Mesin ini sanggup menenggak BBM etanol 100 persen. Penggunaan etanol membuat mobil bisa berlari cukup kencang dan tidak mengeluarkan suara ngelitik saat mobil dikendarai di tanjakan dengan gigi yang cukup tinggi.

Meski dibilang terjangkau Onix dibanderol dengan harga mulai Rp 140 jutaan di Brasil. Harga mobil-mobil di sana memang dijual cukup mahal karena pajaknya yang tinggi, jika dihitung-hitung dibandingkan dengan mobil Chevy sama yang dijual di Indonesia harganya bisa naik 2-3 kali lipat.

Inilah Perbedaan iPad 3 dengan iPad 4

Jakarta - iPad generasi ketiga atau New iPad, atau iPad 3, baru saja dirilis pada 7 Maret 2012. Namun selang tujuh bulan kemudian, tepatnya 23 Oktober 2012, Apple sudah kembali meluncurkan iPad generasi terbaru yang disebut sebagai iPad 4.

Dengan hadirnya iPad 4 bernama resmi 'iPad with Retina Display' ini, Apple juga memutuskan 'pensiunkan' iPad 3 atau New iPad. Dengan kata lain, kehadiran iPad 4 membuat Apple melakukan stop produksi untuk iPad 3 dan menarik perangkat yang hanya berumur tujuh bulan itu dari pasar. Sebuah keputusan yang cukup mengejutkan banyak pihak.

Dengan 'hilangnya' iPad 3 di pasaran, kini jajaran produk iPad yang ada sekarang hanyalah iPad 2, iPad with Retina Display (iPad 4), dan iPad Mini.

Pertanyaannya kini, mengapa Apple harus melengserkan iPad 3? Jawaban simpelnya adalah karena perkembangan teknologi terbilang pesat.

Kehadiran iPad 4 menggantikan iPad 3 juga dianggap banyak kalangan sebagai salah satu strategi dagang Apple untuk tetap menjadi yang terdepan di pasar tablet kelas premium.

Secara kasat mata, tidak ada perubahan berarti antara iPad 3 dengan iPad 4 karena masih menggunakan dimensi yang sama dan juga teknologi Retina Display pada layarnya. Tapi bagaimana dengan isi komponen di dalamnya?

Setidaknya ada tiga perbedaan mendasar antara iPad 3 dan iPad 4.

Prosesor

iPad 4 menggunakan prosesor A6X, sedangkan iPad 3 memakai A5X. Kedua prosesor ini menggunakan CPU (central processing unit) dual-core, dan GPU (graphics processing unit) quad-core. Namun Apple mengklaim performa A6X lebih cepat dua kali lipat dibanding A5X.

Konektor

Perangkat mobile Apple kini memiliki dock konektor standar baru, berukuran 8 pin, dan diberi nama Lightning Connector. Konektor baru ini kini digunakan di iPhone 5 dan iPod touch generasi 5, juga iPad Mini. Sedangkan iPad 3 masih menggunakan dock konektor lama yang berukuran 30 pin.

Karena itulah, Apple menggantinya dengan iPad 4 yang telah memakai Lightning Connector. Keputusan ini diambil demi menjaga ekosistem perangkat mobile Apple di masa depan.

Perluasan Jaringan 4G LTE

Ketika mengumumkan iPad 3 pada Maret lalu, Apple menginformasikan bahwa tablet ini hanya mendukung jaringan 4G LTE di Kanada dan AS.

Begitu tablet ini mulai dipasarkan, Apple mendapat banyak kritikan lantaran pengguna di beberapa negara, termasuk Inggris dan Australia, tidak dapat terkoneksi ke jaringan 4G LTE dari iPad 3 mereka. Apple bahkan dituding membohongi publik Australia.

Belajar dari banyaknya protes ini, Apple nampaknya tak ingin mengecewakan calon pembeli iPad selanjutnya. Apple memperluas dukungan jaringan 4G LTE pada iPad 4, agar tablet ini bisa digunakan di banyak negara.

Selain tiga perbedaan mendasar tadi, ada satu lagi perbedaan kecil antara iPad 3 dengan iPad 4, yakni peningkatan resolusi pada kamera. Meskipun masih memakai iSight kamera lima megapiksel di bagian belakang, namun untuk FaceTime kamera di bagian depan mengalami peningkatan dari 0,3 megapiksel menjadi 1,2 megapiksel HD.

Sementara untuk harganya, iPad 4 dibandrol dengan harga sama dengan iPad 3. Untuk model WiFi berkapasitas 16 GB, Apple membandrol perangkat ini dengan harga US$499 (Rp4,8 juta). Sedangkan untuk versi WiFi + 4G LTE berkapasitas 16 GB, dijual seharga US$629 (Rp6,1 juta). [mor]

Prajurit Indobatt Terkena Roadside Bomb di Lebanon

Tim Patroli Indobatt yang dipimpin oleh Lettu Inf Kukuh terkena ledakan roadside bomb saat melaksanakan patroli kendaraan di jalan menuju Markas FCR Perancis UN Posn 9-10.

Dalam peristiwa itu dari satu kendaraan tempur yang digunakan rusak parah, dan dua orang terluka.

Satu orang luka parah mengalami luka bakar dan pendarahan di perut serta luka di beberapa bagian tubuh, korban di evakuasi dengan Helikopter ke Level III Hospital Naqoura, sedangkan satu orang mengalami luka sedang, patah tulang pada kaki kanan dan luka di beberapa bagian tubuh di evakuasi ke Level II Hospital Chinmedcoy Sektor Timur.


Peristiwa itu bukanlah kejadian sebenarnya, ini merupakan skenario latihan gabungan yang dilaksanakan prajurit Indonesian Batallion (Indobatt) bersama dengan prajurit Force Commander Reserve (FCR) dari Perancis dan Staf Kesehatan Markas UNIFIL, dalam rangka menguji penetapan SOP (Standar Operasional Prosedur) pelaksanaan evakuasi korban anggota UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon), latihan dilaksanakan di Compound Perancis, Minggu (21/10/2012).


SOP baru yang diujikan ini merupakan pembaharuan dari SOP Casevac yang telah ada sebelumnya, dimaksudkan untuk meningkatkan evektivitas, efisiensi, dan waktu respon (respon time) dari pihak-pihak yang tekait pada saat terjadinya kecelakaan/accident di lapangan yang membutuhkan evakuasi segera, baik melalui jalan darat maupun evakuasi udara.


Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam latihan ini, antara lain Indobatt sebagai Tim Patroli, FCR (Force Commander Reserve) Frenchbatt, FMT (Forward Medical Team) Frenchbatt (Perancis), Level II Hospital Chinmedcoy (China) Sektor Timur, AMET (Air Medical Evacuation Team) Italbatt (Italia), JOC (Joint Operation Centre) Naqoura, CMO (Chief Medical Officer) dan FMO (First Medical Officer).


Ikut hadir mengawasi jalannya latihan Chief Medical Officer (CMO) UNIFIL, Mr. Florin Paul MD, PhD, MPH, Letkol Kes Abdul Goni Medical Planner, Kasiops Indobatt Kapten Inf Risa, Dokter Satgas Lettu Kes dr. Iwan Juniarto dan Pasiops Lettu Inf Budi Prakoso.

Pengadaan Helikopter Apache Direalisasikan Setelah Tahun 2013

Senayan - Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq memastikan rencana pembelian enam unit helikopter serbu Apache dari Amerika Serikat, hingga kini belum pernah disampaikan ke DPR.

"Komisi I belum pernah diajak bicara soal rencana pembelian 6 Apache dari AS, oleh Kemhan. Sehingga Komisi I belum menyikapi hal ini. Karena sejauh ini keterangan rencana pembelian heli serbu Apache hanya kami dengar dan baca di media massa, dan Kemhan belum pernah menyampaikannya secara resmi ke Komisi I DPR," ujar Mahfudz Siddiq kepada Jurnalparlemen.com, Kamis (27/9).

Mahfudz mengatakan, dalam pembahasan anggaran 2013 untuk Kemhan, sejauh ini juga tidak ada alokasi anggaran yang diajukan untuk keperluan pembelian pesawat Apache tersebut. "Sehingga kemungkinan pengadaan Apache itu tidak dalam waktu dekat. Karena di APBN 2013 yang anggarannya masih dibahas di Komisi I, pihak Kemhan tidak menyebutkan adanya keperluan anggaran untuk belanja pesawat serbu tersebut," tegasnya.

Karena itu, kata Mahfudz, kemungkinan pengadaan helikopter Apache baru direalisasikan setelah 2013.

Komisi I sendiri, kata Mahfudz, sebelumnya telah menyarankan pihak Kemhan untuk membeli helikopter pengangkut yang besar, seperti Chinook. Namun sayangnya sejauh ini, pihak Kemhan tidak pernah merespons usulan Komisi I untuk membeli heli Chinook.

Lanjut Mahfudz, Komisi I menilai TNI perlu memiliki helikopter multifungsi seperti Chinook, untuk mengangkut logistik, pasukan dan lainnya. "Karena heli itu cocok dan sesuai dengan kondisi geografis Indonesia. Baik untuk kepentingan militer maupun untuk membantu penanganan korban bencana," kata politisi PKS ini.
Berikut Data dari DSCA mengenai penawaran 8 Helikopter Apache AH-64D Longbow:

44 tank Leopard segera tiba di Indonesia

Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 44 unit Main Battle Tank Leopard yang dibeli dari Jerman akan segera tiba di Indonesia, sebagai upaya memperkuat alat utama sistem senjata (Alutsista) dalam membangun kekuatan pokok minimum (Minimum Essential Force/MEF) di tubuh Tentara Nasional Indonesia (TNI).

"Kami ingin mendatangkan tank Leopard dalam HUT TNI Ke-67 ini, namun karena prosesnya agak panjang, sehingga November 2012 baru bisa tiba di Indonesia sebanyak 44 unit," kata Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo saat jumpa pers Peringatan HUT TNI Ke-67 di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu.

Selain itu, TNI AD juga akan menambah dua batalyon Multiple Launch Rocket System (MLRS) buatan Brasil, satu batalyon Mitra Rudal Antipesawat Terbang dan dua batalyon Meriam 155 mm/Caesar buatan Perancis.

Dalam upaya membangun MEF, TNI Angkatan Laut juga akan membangun tiga kapal selam dari Korea Selatan, yang bekerja sama dengan PT PAL, tiga unit Kapal Cepat Rudal (KCR)-60M dan dua unit Kapal Tunda 2400 HP.

"Kami juga mau mendatangkan satu skadron helikopter antikapal selam dari Amerika Serikat," ujar Kepala Staf TNI AL Laksamana TNI Soeparno.

Sementara TNI Angkatan Udara akan menambah dan mengupgrade pesawat Hercules hibah dari Australia. "Hercules kami cuma 13 unit. Kami akan upgrade lagi dan akan membeli 10 unit pesawat Hercules lagi dari Australia," kata Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufa`at.

Di tempat yang sama, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono mengatakan penambahan alutsista itu harus diimbangi oleh kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) TNI.

"Kami menyadari, secanggih apa pun alutsistanya, namun SDM yang ada tidak memadai, maka alat secanggih apa pun tidak ada artinya," ujar Agus.

Sebelumnya, Kementerian Pertahanan (Kemhan) menyatakan, sebagian tank tempur utama (Main Battle Tank/MBT) Leopard dan tank tempur medium Marder dijadwalkan akan tiba di Indonesia pada awal November 2012 nanti, dengan pengiriman dilakukan melalui angkutan udara dan laut.

"Leopard akan dikirim bersama dengan Marder pada awal November 2012," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Mayjen TNI Hartind Asrin di Makodiv-1 Kostrad, Cilodong, Depok, Jawa Barat, Selasa (25/9).

Staf ahli menteri pertahanan bidang keamanan itu mengatakan, dipersiapkan dua unit pesawat yang akan digunakan khusus mengangkut tank-tank tersebut.

"Tapi nanti kombinasi pengirimannya, ada yang melalui pesawat, ada juga melalui kapal," jelas Hartind.

Pengiriman ini molor dari rencana semula pada Oktober 2012 mendatang karena terkendala administrasi. Pada November mendatang, tank-tank tersebut akan ditunjukkan kepada publik.

Pemerintah sendiri akan membeli tank Leopard sebanyak 103 unit, tank Marder sejumlah 50 unit dan membeli 10 tank pendukung.

Astros II Mk 6 MLRS Multi Kaliber Siap Perkuat Armed TNI

Pada tanggal 5 Oktober lalu bertepatan dengan HUT TNI yang ke-67 dilangsungkan parade militer dan defile dimana publik dapat melihat tampilnya dua kendaraan peluncur roket multi laras baru buatan Brazil. Kendaraan ini telah didatangkan ke Jakarta melalui bandara Halim Perdana Kusumah yang selanjutnya dipamerkan di lapangan Monas.

Kendaraan buatan Avibras Aerospacial Brazil ini mempunyai nama ASTROS (Area Saturation Rocket System), diproduksi pertama kali pada tahun 1983 dan terus dikembangkan sampai sekarang. Serie yang dipilih Indonesia adalah dari tipe II dan generasi ke-6 (Astros II Mk 6). Sistem senjata ini mempunyai jangkauan jarak tembak hingga 85 kilometer.



Dengan anggaran senilai 405 juta dolar dan pola pembelian secara G to G maka TNI AD bisa mendapatkan 2 1/3 batalyon atau 42 unit peluncur roket multi laras sekaligus multi kaliber Astros II Mk 6. Pilihan terhadap Astros ini akan membawa lompatan yang besar pada kemampuan batalyon roket TNI AD, sebelumnya TNI AD mengoperasikan peluncur roket M-51 kaliber 130mm buatan Cekoslowakia yang mempunyai jarak jangkau tembakan 8km.

Ada 4 tipe roket/munisi yang siap digunakan untuk Astros II, masing-masing S-30, S-40, S-60, dan S-80. Dalam tahap awal munisi yang akan digunakan oleh TNI AD adalah S-80 yang mempunyai kaliber 300 mm dan jangkauan tembak hingga 85 km. Daya hancur yang ditimbulkan dari 1 munisi saja adalah area seluas 400mx550m, bisa dibayangkan daya hancur yang ditimbulkan jika 1 kendaraan Astros dapat membawa 4 munisi tersebut. Tipe S-80 ini terdiri dari 52 submunisi tipe tandan/cluster anti personil dan anti material dengan kecepatan tembak salvo 16 detik. Tiap submunisi memiliki radius efektif 52m dan daya tembus baja hingga 200mm serta dilengkapi alat penghancur sendiri (self destruction device).



Selain munisi tipe tersebut, untuk sarana latihan akan menggunakan munisi SS-09 berkaliber 70mm dan jangkauan tembak maksimal 10km dengan jumlah laras 32 buah. Penggunaan munisi latihan ini akan lebih praktis karena pada prakteknya akan muncul kesulitan untuk mencari lokasi latihan yang steril dari penduduk dengan jarak paling tidak 100 km.

Sistem pengisian ulang (reloading) munisi Astros ini sangatlah mudah, untuk satu set munisi yang dibawa oleh satu kendaraan Astros hanya dibutuhkan waktu 8 hingga 12 menit saja.
Astros MLRS menggunakan platform kendaraan Tatra 6x6 yang telah dimodifikasi dengan penggunaan pelat baja sehingga awak kabinnya terlindung dari tembakan hingga kaliber 7,62mm. Kendaraan ini juga dilengkapi dengan pelontar tabir asap dan senapan mesin berat kaliber 12,7mm. Kendaraan munisi dan bengkel lapangan dapat juga difungsikan sebagai peluncur roket (interchangeable) karena di dalam kabinnya telah dilengkapi dengan komputer penembakan. Kendaraan peluncur roket itu sendiri dioperasikan oleh empat orang.



Berat kosong kendaraan ini hanya 24 ton, bahkan dengan ukuran panjang 9,9m, lebar 2,8m, dan tinggi 3,2m memungkinkan Astros untuk dapat dengan mudah diangkut oleh pesawat sekelas C-130 Hercules, hal ini akan memudahkan Astros untuk disebar di daerah konflik yang lokasinya relatif jauh dari markasnya. Kendaraan Astros ini juga dapat dipacu hingga kecepatan 100 km/jam dengan daya jelajah hingga 600km.

Belum jelas kendaraan apa saja yang akan dibeli menyertai Astros MLRS ini, yang jelas dalam sistem Astros II secara lengkap terdiri dari beberapa kendaraan : Universal Multiple Launcher (AV-LMU), Ammunition Supply Vehicle (AV-RMD), Command and Control Vehicle/Fire Control Unit (AV-VCC), Optional Electronic Fire Control Unit (AV-UCF), dan Mobile Workshops (untuk perbaikan di lapangan).


Astros II beserta kendaraan pendukungnya (photo : Avibras)

Negara lain di kawasan yang mengoperasikan Astros MLRS adalah Malaysia, berbeda dengan Indonesia tipe yang dimiliki Malaysia adalah serie Astros II Mk 5. Malaysia pada tahun 2000 telah membeli Astros pada batch pertama sebanyak 18 unit dan diikuti dengan pesanan lanjutan pada batch kedua sebanyak 18 unit.

Pembelian Astros MLRS ini akan melengkapi modernisasi alutsista TNI AD yang akan tampil semakin gahar dengan alutsista lainnya yang cukup mumpuni yaitu Caesar SPH 155mm, MBT Leopard dan heli serang Apache.

DUA PESAWAT CN-295 PERKUAT TNI-AU

Jakarta - Dua unit pesawat CN-295 resmi memperkuat alat utama sistem senjata (Alutsista) di jajaran TNI Angkatan Udara, khususnya Skadron Udara 2 Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.

Hal tersebut ditandai dengan penandatanganan berita acara serah terima kedua pesawat itu dari Kementerian Pertahanan kepada Mabes TNI, dan selanjutnya diterima Mabes TNI AU, di Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis siang. "Penyerahan dua pesawat hasil kerja sama Airbus Military Spanyol dengan PT Dirgantara Indonesia itu merupakan bagian dari sembilan unit yang dipesan Kemhan pada 14 Februari 2012 lalu," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro usai menyerahkan pesawat itu.

Tujuh pesawat sisanya bakal diserahterimakan paling lambat akhir 2014 mendatang. Hadir dalam serah terima itu, pihak PT Dirgantara Indonesia, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat, serta sejumlah pejabat di jajaran Kemhan, Mabes TNI, dan Mabes TNI AU. Hadir pula beberapa perwakilan dari Anggota Komisi I DPR. Menhan mengatakan, porsi pekerjaan yang dilaksanakan PT Dirgantara Indonesia dalam pembuatan pesawat ini meningkat secara signifikan dari pesawat pertama hingga pesawat ke sembilan. "Proses produksi tujuh pesawat dilakukan di Airbus Military dan dua unit lainnya dibuat di PT Dirgantara Indonesia," kata Purnomo.

Selain itu, komponen maupun vendor items yang dibuat di Airbus Military, akan dikirim ke PT Dirgantara Indonesia untuk diintegrasikan. Purnomo mengatakan, pesawat CN-295 sangat efektif untuk melakukan operasi militer selain perang, seperti penanggulangan bencana alam. Pesawat CN-295 adalah pesawat angkut taktis (medium airfilter) generasi terbaru yang sudah menggunakan full glass cockpit, digital avionic dan sepenuhnya kompatibel menggunakan night vision googles (NVG). Pesawat ini akan menggantikan pesawat Fokker-27 yang sudah dilarang terbang oleh pemerintah pascakecelakaan di Halim beberapa bulan lalu.

CN-295 merupakan pesawat pengembangan dari tipe CN-235 yang juga telah dioperasikan di Skadron Udara 2 Lanud Halim Perdanakusuma. CN-295 mampu membawa 71 personel atau total 9 ton cargo. Pesawat ini mampu terbang hingga ketinggian 25 ribu kaki dengan kecepatan jelajah maksimal 260 knot atau 480 kilometer perjam.

Pesawat ini juga dapat diterbangkan dan dikendalikan dengan aman dan sangat baik pada kecepatan rendah hingga 110 knot atau 203 kilometer perjam. Dengan menggunakan dua mesin Turboprop Pratt dan Whitney Canada (PW 127G), pesawat ini mampu melaksanakan lepas landas dan melaksanakan pendaratan pada landasan pendek sekitar 670 meter atau setara 2.200 kaki dengan berat tertentu. Kemampuan CN-295 dinilai sangat cocok dengan tugas dan misi yang diemban TNI Angkatan Udara, yakni mengangkut logistik, menerjunkan pasukan dan logistik, evakuasi medis udara, patroli udara terbatas, dan mampu melaksanakan penugasan militer maupun misi kemanusiaan. Kehadiran pesawat ini dinilai sebagai batu loncatan untuk meningkatkan kemampuan produksi industri pertahanan di Indonesia.

Anggaran Militer Naik Signifikan, Diharap Prioritas Belanja Alutsista Laut Dan Udara

Kementerian Pertahanan (Kemhan) diminta memprioritaskan pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) untuk wilayah laut dan udara mengingat sangat luasnya cakupan keduanya. Indonesia adalah negara maritim dan memiliki luas kekuasaan udara yang besar. Selayaknya pertahanan di dua wilayah itu diperkuat.

"Pada 2013, Kemhan harus merencanakan sungguh-sungguh anggaran untuk alutsista. Itu diperlukan agar dana yang besar tersebut dapat digunakan sebaik-baiknya guna meningkatkan pertahanan Indonesia," kata Direktur Eksekutif Imparsial, Poengky Indarti, kepada Koran Jakarta, Selasa (28/8).

Pernyataan itu menanggapi kenaikan anggaran pertahanan pada 2013 menjadi 77 triliun rupiah atau naik sekitar 5 triliun rupiah dibandingkan tahun lalu. Pernyataan itu kembali dipertegas karena Imparsial melihat, pada 2012, Kemhan justru memprioritaskan pengadaan alutsista untuk kekuatan darat.

Salah satu pengadaan alutsista yang menonjol pada 2012 ini adalah pengadaan 100 unit main battle tank Leopard dari Jerman. Dari segi alokasi anggaran saja, lanjut dia, TNI AD mendapatkan jatah anggaran hingga 30 triliun rupiah pada 2012. Bandingkan dengan TNI AL yang hanya 9 triliun rupiah dan TNI AU yang hanya 8 triliun rupiah.

Berdasarkan alokasi anggaran itu, Poengky melihat pemerintah masih mengandalkan kekuatan darat dibandingkan laut dan udara. Poengky juga berharap Kemhan meninfkatkan keterampilan prajurit, terutama prajurit yang mengawaki alutsista laut dan udara. Apalagi semakin hari teknologi alutsista semakin canggih dan modern.

Menanggapi hal ini, Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, menyatakan bahwa kebijakan mengerem pertumbuhan prajurit tak akan berlaku untuk para prajurit ahli seperti pengawak. "Artinya, kalau ada 10 prajurit yang pensiun, kita harus merekrut 10 prajurit lain," kata Purnomo.

Tetap Seimbang


Menurut dia, penting diberlakukan manajemen sirkulasi yang baik agar jumlah kekuatan personel tetap seimbang. "Bukan berarti bahwa zero growth itu nol, dan tidak berarti persis sama dengan yang keluar. Kita menyadari ke depan butuh personel banyak karena akan ada tambahan banyak skuadron tempur dan skuadron angkut," jelas dia.

Purnomo bahkan menjanjikan akan mengadakan program pendek untuk para penerbang TNI. Di samping itu, lanjut dia, akan ada dua program lagi untuk menempatkan personel dalam jumlah yang pas di bagian tertentu. Kemhan juga akan membuat standar prajurit yang lebih baik. Sebagai contoh, ketika ada restrukturisasi Kodam dan terdapat sejumlah unit baru, tak harus ada penambahan personel.

Bisa saja dengan melakukan perpindahan personel. Sebelumnya, DPR banyak menyoroti keterampilan prajurit yang kurang seiring semakin masifnya pemerintah melakukan belanja alutsista. Anggota Komisi I DPR, Susaningtyas Kertopati, menyatakan alutsista secanggih apa pun, tanpa diimbangi dengan dukungan pengawak yang profesional, hanya akan menjadi onggokan barang yang tak bernilai.

Selain itu, tambah dia, Kem han harus disiplin dalam menggunakan dana, baik untuk kegiatan strategis maupun operasional. Untuk itu, Kemhan harus transparan dalam penggunaan dananya agar publik dapat ikut mengawasi. "Kemhan harus transparan mengalokasikan dana. Yang penting, belanja alat utama sistem senjata (alutsista) harus sebanding dengan dana operasional bagi pengembangan sumber daya manusia, khususnya pengawak dan prajurit," kata dia.

Disiplin terhadap rencana strategis, baik jangka pendek, menengah, maupun panjang, itu penting. Sudah transparan atau belumnya penggunaan anggaran tak akan terlaksana dengan baik jika tak didukung DPR. Kesejahteraan prajurit harus menjadi bagian yang utama. "Alutsista memang penting, tapi alutsista modern dan canggih harus sejalan dengan meningkatnya kemampuan prajurit," kata dia.

Asa Indonesia Untuk Kembali Menjadi Macan Asia Segera Terwujud

Lembaga globalfirepower pada 2012 menyatakan Indonesia sebagai negara ke- 18 dalam hal kekuatan militer. Namun,itu lebih karena kekuatan manusianya.

Adapun untuk kondisi alat utama sistem senjata (alutsista), Indonesia masih tertinggal dari negara-negara tetangga berperingkat Globalfirepower di bawah Indonesia. Dalam sejumlah kesempatan, seperti pada awal Agustus 2012 di Mabes TNI dan diulangi pada saat HUT Ke-67 TNI pada 5 Oktober 2012, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menegaskan betapa pentingnya penguatan pertahanan.

“Cita-cita dan semangat untuk tampil sebagai ‘macan asia’, itu masih. Lima tahun mendatang kita akan berubah, memiliki persenjataan, kita punya postur, punya alutsista. Saya minta dukungan rakyat, tidak boleh negara itu lemah dalam pertahanan. Nanti kalau lemah,mohon maaf,juga disepelekan negara-negara lain,” kata Presiden. Karena itu,pemerintah berkomitmen membangun pertahanan.

AlutsistaTNI diperkuat melalui program percepatan pembangunan kekuatan pokok minimum (minimum essential force/MEF).Pembangunan itu semata-mata untuk menjaga dan mempertahankan kedaulatan negara serta integritas wilayah. Komitmen pemerintah tersebut ditandai dengan terus ditingkatkannya anggaran untuk sektor pertahanan.Pada 2004,anggaran pertahanan hanya Rp21,7 triliun.

Kemudian meningkat pada 2006 menjadi Rp28 triliun. Selanjutnya Rp32,6 triliun pada 2007, Rp32,8 triliun pada 2008, dan meningkat lagi menjadi Rp33,67 triliun pada 2009. Sejak itu, anggaran terus bertambah hingga menjadi Rp42,8 triliun pada 2010, lalu naik menjadi Rp47,5 triliun pada 2011, dan Rp64,4 triliun pada tahun ini.Tahun depan, direncanakan naik lagi menjadi Rp77,7 triliun.Di luar anggaran APBN itu,ada dana khusus untuk percepatan pengadaan alutsista sesuai MEF senilai Rp156 triliun untuk kurun 2010-2014.

Target 40% MEF

Rencana strategis pengadaan alutsista sudah disusun dan mulai dijalankan.Selama 2010- 2012 pengadaan berbagai jenis alutsista dilakukan.Butuh proses panjang sebelum pengadaan alutsista benar-benar terealisasi. Pro dan kontra selalu terjadi. Peristiwa yang masih hangat adalah saat pengadaan Leopard, hibah F-16 dari AS, maupun pembelian Sukhoi dari Rusia. Pada 2011 lalu tercatat sejumlah alutsista diterima TNI.

Di antaranya helikopter M1-17 asal Rusia untuk TNI AD dan kapal angkut landing platform dock (LPD) untuk TNI AL.Tahun ini TNI AU menerima empat unit pesawat tempur taktis Super Tucano dari Brasil dan dua unit pesawat angkut ringan CN-295 asal Spanyol (bekerja sama dengan PT DI). TNI AL juga kembali menerima beberapa kapal cepat rudal (KCR).

Tak ketinggalan, TNI AD menerima tank tempur utama (MBT) Leopard, dan tank tempur medium Marder. Menurut Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro,hingga semester pertama 2014 akan ada sekitar 45 kegiatan pengadaan alutsista bergerak meliputi TNI AD,AL,AU. “Khusus untuk AU, alutsista bergerak 30%.Ada 14 jenis alutsista yang akan menambah kekuatan TNIAU,yakni pesawat tempur (5 jenis),pesawat angkut (3 jenis), helikopter (2 jenis), pesawat latih (2 jenis), UAV dan lainnya (2 jenis).Ini di luar radar,”sebutnya.

Untuk TNI AD, selain tambahan Leopard dan Marder, akan datang multi launcher rocket system (MLRS) dan meriam 155 mm/caesar.TNI AL di antaranya akan menerima kapal fregat, KCR, dan kapal selam. Dengan kondisi ini,pencapaian dari target MEF 2024 sudah bisa dirasakan cukup signifikan. “Pada akhir kabinet ini, saya yakin tidak hanya 30% untuk mencapai kemampuan pokok minimum, tapi saya yakin bisa mencapai 40%,” Purnomo meyakinkan.

Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono menuturkan, pemerintah tidak memprioritaskan matra tertentu saja untuk diperkuat dengan menomorduakan matra lain. “Masing-masing sudah punya prioritas, Angkatan Darat punya, Angkatan Laut punya, Angkatan Udara punya. Itu yang kita laksanakan,” katanya.Dia juga yakin pemenuhan MEF bisa lebih cepat dari yang direncanakan.

Artinya, program itu sudah bisa dicapai sebelum 2024. Pengamat militer dari Universitas Indonesia, Andi Widjajanto, menilai pengadaan alutsista yang berlangsung sekarang ini secara umum sudah sesuai rencana strategis (renstra). Andi menilai sekarang ini pemerintah sedang berusaha agar masing-masing angkatan memiliki senjata utama.“Platformnya apa yang perlu ditingkatkan sudah tepat,” katanya.

Sementara itu, gelontoran anggaran sektor pertahanan yang sangat besar dan terus meningkat tiap tahun diharapkan juga berdampak positif bagi kesejahteraan prajurit TNI.Pada akhirnya tidak saja alutsista TNI yang kuat, kesejahteraan prajurit juga meningkat.

Pemerintah meyakinkan bahwa kesejahteraan prajurit akan terus ditingkatkan secara bertahap sesuai kemampuan. “Sekarang sudah ada tujuh macam tunjangan bagi prajurit, di luar gaji pokok,” kata Purnomo.

Karya Anak Bangsa : Dirgantara Combat Helicopter “GANDIWA”

Dirgantara Combat Helicopter GANDIWA merupakan helikopter militer dengan peran utama sebagai pesawat/helikopter tempur, dengan kemampuan menyergap target di darat, seperti musuh infanteri dan kendaraan lapis baja. Dikarenakan helikopter ini dilengkapi dengan persenjataan berat, kadang disebut juga sebagai gunship helicopter. Karena helikopter ini juga dapat dipakai untuk melakukan penyerangan, maka biasa disebut juga sebagai helikopter serang (attackt helicopter).

Senjata yang digunakan pada helikopter tempur ini dapat mencakup autocannons, machine-guns, roket, dan peluru kendali seperti Hellfire. Selain itu helikopter ini juga mampu membawa rudal udara ke udara, meskipun sebagian besar untuk tujuan pertahanan diri.

Secara umum, Dirgantara Combat Helicopter memiliki dua tugas utama : Pertama, untuk memberikan dukungan udara secara langsung dan tepat bagi pasukan darat. Dan kedua, sebagai anti-tank, dimana tugasnya adalah menghancurkan kendaraan lapis baja miilik musuh.
Design Development

Helikopter tempur GANDIWA adalah helikopter dengan konfigurasi 2 orang crew (1 orang pilot dan 1 orang co-pilot/gunner) dengan posisi tandem. Helikopter ini memiliki dua buah engine dan satu buah dengan empat bilah composite bearingless rotor utama (main rotor) dan satu buah rotor ekor (tail rotor). Helikopter ini dilengkapi juga dengan wing pylon untuk mensupport persenjataan yang dibawanya.

Dirgantara Combat Helicopter GANDIWA dikembangkan dengan memakai base helicopter Bell412. Modifikasi utama dilakukan dengan merubah konfigurasi dari konfigurasi side-by-side, menjadi konfigurasi tandem. Selain itu dilakukan desain support untuk senjata-senjata yang akan dibawa.

Main rotor, tail rotor, engine dan juga gearbox diusahakan tidak dilakukan perubahan besar dari basis helikopter. Avionik dan sistem diubah dan disesuaikan dengan kebutuhan utama dari helikopter ini. Glass cockpit avionic system akan dipakai untuk memudahkan pilot dalam menjalankan misinya. Penambahan sistem senjata dan firing control juga menjadi hal utama yang dilakukan di dalam pengembangan helikopter ini.

Berat dan distribusi berat diusahakan tidak berubah banyak dari basis helikopter. Penumpang dan payload yang biasa dibawa oleh basis helikopter, diganti menjadi senjata dan amunisi pada helikopter tempur GANDIWA.
Sekilas Tentang “Gandiwa”

Nama GANDIWA diambil dari nama senjata milik Arjuna yang didapat dari Dewa Baruna.

Senjata panah sakti ini dilengkapi dengan tabung yang berisi panah yang tak terhingga jumlahnya.

Ctr. Direktur Teknologi dan Pengembangan PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Dr. Andi Alisjahbana memberikan penjelasan ihwal “Gandiwa” ini kepada Menteri Pertahanan, Panglima TNI, Para Kepala Staf Angkatan dan Petinggi TNI lainnya seusai Rapat Pimpinan TNI yang diikuti dengan Static Show Alat Pertahanan di Markas Besar TNI, Cilangkap .
Spesifikasi Teknis

Karakteristik umum
o Crew: 2 (pilot, and co-pilot/gunner)
o Length: 56 ft 1 in (17.1 m)
o Rotor diameter: 46 ft 0 in (14.0 m)
o Disc area: 1,662 ft² (154.4 m²)
o Empty weight: 6,789 lb (3,079 kg)
o Max takeoff weight: 11,900 lb (5,397 kg)
o Powerplant: 2 × Pratt & Withney Canada. PT6T-3BE Twin Pac Turboshafts, 900 shp (671 kw) each
o Fuselage length: 43 ft (13.1 m)

Performansi
o Maximum speed: 140 knots (259 km/h)
o Cruise speed: 122 knots (226 km/h)
o Range: 402 nmi (745 km)
o Service ceiling: 20,000 ft (6,096 m)
o Rate of climb: 1,350 ft/min (6.86 m/s)
o Power/mass: 0.2263 hp/lb (437 W/kg)

Persenjataan
o Guns: 1× 30 × 113 mm (1.18 × 4.45 in) M230 Chain Gun with 1,200 rounds
o Hardpoints: Four pylon stations on the stub wings.
o Rockets: Hydra 70 70 mm, and CRV7 70 mm air-to-ground rockets
o Missiles: Typically AGM-114 Hellfire variants; AIM-92 Stinger may also be carried.

(Iqbal1 ; Ref. Materi Pameran Alpahan dalam Rapim TNI, Cilangkap, Januari 2012 -dan di Secapa-)

AS Jual 8 Helikopter Apache ke Indonesia

WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) mengatakan akan menjual delapan helikopter jenis Apache AH-64/D demi memperkuat kerja sama pertahanan antara Indonesia dengan AS. Keterangan mengenai penjualan ini disampaikan langsung oleh Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton.

Clinton yang berbicara bersama Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa di Washington menambahkan, pihak Kongres sudah diberitahu mengenai maksud penjualan helikopter tempur tersebut. Rencana ini bisa memperkuat skuadron udara Indonesia, yang sebelumnya menerima hibah pesawat tempur F-16 dari Negeri Paman Sam.

"Kesepakatan ini akan memperkuat kemitraan komprehensif antara kedua negara dan juga bisa membantu memperkuat keamanan di kawasan (Asia Tenggara)," ujar Clinton, seperti dikutip Reuters, Jumat (21/9/2012).

Pemerintahan Presiden Barack Obama terus berusaha untuk meningkatkan kerja sama pertahanan dengan Indonesia. Hal ini terkait dengan fokus AS yang kini lebih mengutamakan kawasan Asia-Pasifik. AS juga turut meningkatkan kerja sama dengan sekutu terdekatnya seperti Filipina dan Australia.

Clinton tidak mengumumkan berapa dana yang harus dikeluarkan oleh Indonesia untuk membeli Apache ini. Helikopter buatan Boeing ini sudah lazim digunakan oleh pihak militer di beberapa negara.

Tahun lalu, Negeri Paman Sam memberikan hibah 24 pesawat tempur jenis F-16, dimana Pemerintah Indonesia harus mengeluarkan dana sebesar USD750 juta atau sekira Rp7,1 triliun (Rp9.540 per USD) untuk pemugaran dan memperbaiki mesin pesawatnya. Menurut Clinton, penyediaan alat tempur AS untuk Indonesia akan meningkatkan kerja sama militer kedua negara.

Sementara pengumuman rencana penjualan helikopter ini dilakukan di saat Menlu Natalegawa dan Menlu Clinton melakukan pertemuan bersama AS-Indonesia. Keduanya mengatakan hubungan antara kedua negara saat ini terus berkembang lebih baik.

Foto Disain Pesawat Tempur Srikandi Buatan Indonesia

Para penikmat dan pendukung kemajuan Indonesia tampaknya mulai tidak sabar melihat sebuah kejayaan yang nyata yang dapat ditunjukkan Indonesia, khususnya industri penerbangan. Bahkan beberapa desain pesawat tempur modern bermunculan di internet agar merangsang “insinyur-insinyur” tidut di PT. DI lebih giat merumuskan dan menelorkan karya-karya besar dalam pembuatan pesawat tempur Indonesia. Karena sebelumnya Indonesia sudah berhasil memperoduksi kapal perang trimaran yang tidak kalah canggihnya dengan buatan luar negeri sehingga nantinya antara darat dan udara sudah dapat di amankan oleh peralatan perang buatan dalam negeri.
Ini mungkin ada hubungannya ketika beberapa tahun lalu perusahaan pembuat pesawat Indonesia PT. DI (Dirgantara Indonesia) & PT. BAEC (Bandung Aerospace Engineering Centre), dikabarkan ingin membuat pesawat tempur yg akan digunakan oleh TNI AU, namun hingga saat ini kabar pembuatannya masih belum jelas.

Namun baru-baru ini secara mengejutkan sebuah model pesawat dengan logo TNI AU yg di beri nama Srikandi dan diyakini sebagai rencana proyek PT DI tersebut dilansir oleh sebuah blog. Benarkah ini cetak biru desain pesawat tempur Indonesia.Mengapa blog tersbut sekarang ini sudah tidak ada lagi?

Srikandi ini tampak sama besarnya dengan F-16C / D Fighting Falcon atau Iranian Shafaq, versi pesawat latihnya kemungkinan menggunakan mesin-13-300 R, mesin yang sama dipakai oleh MiG-21. Sedangkan versi militernya akan menggunakan mesin RD-133, sebuah mesin varian terbaru dari MiG 29.

Pesawat ini juga sudah dilengkapi peralatan dengan Fly By Optic system versi mutakhir. Seluruh jaringan kabel listrik diganti dengan serat optik, meningkatkan efisiensi dan menyederhanakan pemeliharaan serta lebih resistan akibat senjata elektromagnetik berbasis gelombang elektromagnetik.

Kemampuan Pesawat Tempur Indonesia Dirancang Sekelas F-16

Indonesia tengah mendesain pesawat tempur. Sumber daya manusia Indonesia yang baik diyakini dapat merancang pesawat dengan kemampuan sekelas F-16. Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan Korea Selatan dalam pembuatan pesawat itu.

Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta mengemukakan bahwa pesawat itu dinamakan Indonesia Fighter Experiment (IFX). Menurut Gusti, proses yang sedang dilakukan saat ini, yaitu mendesain pesawat.

Pesawat F-16 adalah jet buatan Amerika Serikat yang mampu melakukan berbagai peran. Selain pesawat tempur, F-16 juga bisa berfungsi sebagai pengebom dan menjalankan fungsi pemantauan. Pesawat itu juga mampu menjadi andalan dalam berbagai macam cuaca.

"Kualitas sumber daya manusia Indonesia tinggi dan banyak yang pintar. Malah, pihak Korsel minta mereka tinggal lebih lama. Luar biasa. Mereka lebih hebat dari dugaan Korsel," kata Gusti

Saturday, October 20, 2012

Mungkinkah Ide Kampung Deret Jokowi Terealisasi?

Jakarta Salah satu ide Jokowi untuk membenahi pemukiman pinggir kali adalah membangun Kampung Deret. Dinas Perumahan sudah melakukan kajian awal, apakah bisa terealisasi?

Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintahan DKI Jakarta, Novizal mengatakan pihaknya diberi waktu selama seminggu untuk mempelajari konsep kampung deret, sejak kunjungan Jokowi, Selasa (16/10) ke Bukit Duri, Jaksel.

"Beliau (Pak Jokowi) minta satu minggu dipelajari. Ya paling Selasa (23/10) kita sampaikan ke Pak Gubernur. Karena besok ada rapat koordinasi lagi dengan dinas terkait," kata Novizal saat dihubungi detikcom, Sabtu (20/10/2012).

Novizal menyebut kampung deret memang tidak mengikuti perencanaan tata kota yang telah dicanangkan. "Perkampungan di pinggir kali, tata ruangnya tidak seperti itu. Tapi masih kami bahas lagi," terangnya.

Untuk merealisasikan proyek ini, dinas terkait harus melakukan penghitungan secara cermat terkait normalisasi kali. Termasuk jarak ideal antara kali, jalan inspeksi dengan kampung deret.

"Untuk normalisasi kali, harus ada pelebaran yang diukur batasnya, ditambah jalan inspeksi 15 meter dan sisa lahan yang digunakan untuk kampung deret. Karena dekat situ (Bukit Duri) ada depo kereta api. Jadi harus diukur berapa sisa lahan untuk membangun kampung deret," terang Novizal.

Untuk menggodok konsep ini, Dinas Perumahan dan dinas terkait sudah menggelar beberapa kali rapat. "Mematangkan konsep, karena data soal ukuran jarak di sekitar bantaran kali sudah ada. Dari ukuran lahan yang tersedia akan terlihat perkiraan pembangunan kampung deret," ujarnya.

Kampung deret nantinya akan dibangun menghadap ke kali. "Supaya warga malu buang sampah sembarangan," tegas Novizal. Kampung deret ini akan dibangun bertingkat (rumah susun) dengan penyediaan ruang ruang publik berupa taman dan pusat layanan kesehatan.

Bila rencana ini diputus untuk dilanjutkan, Novizal memperkirakan tahap awal pembangunan dilakukan pada akhir tahun 2013 atau awal 2014. "Agak lama karena didahului dengan sejumlah prosedur kegiatan proyek termasuk perencanaan teknis minimal 6 bulan," tuturnya.

Lupa Parkir Di Mana, Pria Ini Temukan Mobilnya Setelah 2 Tahun

Munich, Benar-benar konyol. Karena mabuk, seorang pria Jerman lupa di mana dia memarkirkan mobilnya. Lucunya, pria ini baru menemukan kembali mobilnya tepat 2 tahun setelahnya.

Kasus ini berawal pada tahun 2010 lalu, saat pria yang berusia 33 tahun ini lupa di mana mobilnya diparkir dan tidak berhasil menemukannya, usai pergi minum-minum. Karena sudah larut malam, pria yang berprofesi sebagai pengrajin ini memutuskan untuk pulang ke rumah dengan alat transportasi lainnya.

Keesokan harinya, dia kembali ke lokasi yang sama untuk menemukan mobilnya. Tapi lagi-lagi, dia gagal menemukan mobilnya. Kemudian, dia pun melaporkan kehilangan mobil ke kantor Kepolisian Munich.

Demikian seperti diberitakan KSL News dan dilansir Huffington Post, Sabtu (20/10/2012).

Hingga akhirnya pada bulan lalu atau tepatnya 2 tahun kemudian, otoritas Jerman berhasil menemukan mobil yang dilaporkan hilang tersebut. Saat itu, seorang polisi lalu lintas setempat menyadari bahwa stiker inspeksi (stiker pajak) yang tertempel pada mobil tersebut sudah habis masa berlakunya.

Menariknya, diketahui bahwa lokasi parkir mobil tersebut berjarak 3 mil atau sekitar 4,8 km dari lokasi si pemilik mobil mencari-cari mobilnya. Ternyata pria yang tidak disebutkan namanya tersebut mencari mobilnya di lokasi yang salah.

"Anehnya adalah lokasi mobil tersebut sangat jauh, meskipun si pemiliknya sangat yakin bahwa dia meninggalkan mobilnya di lokasi tersebut (lokasi yang salah)," ujar juru bicara kepolisian setempat, Alexander Lorenz.

Saat ditemukan, di dalam bagasi mobil tersebut ditemukan sejumlah peralatan yang bernilai 39.623 Euro (Rp 495 juta), termasuk alat melatih otot dan obeng listrik. Pekan lalu, pria tersebut akhirnya berhasil reuni dengan mobilnya yang hilang selama 2 tahun terakhir.

Google Indonesia Buka 4 Lowongan, Berminat?

Google Indonesia membuka lowongan kerja untuk empat posisi yang semuanya akan berbasis di Jakarta. Posisi apa saja yang dibutuhkan Google Indonesia?

Google Indonesia membutuhkan orang untuk ditempatkan di posisi Program Manager Emerging Market, Head of Agency Relations, Online Campaign Manager Travel/Finance, dan terakhir, Public Policy and Government Relations Manager.

Dari semua posisi ini, yang paling menantang adalah Public Policy and Government Relations. Google menginginkan orang yang mengerti hukum di Indonesia, kebebasan berekspresi, privasi, dan hak kekayaan intelektual.

Tak hanya itu, pelamar yang menginginkan posisi ini juga diharapkan memiliki jaringan kuat dengan para politisi dan pembuat kebijakan.

Namun sayang, Google Indonesia belum berencana merekrut programmer di Indonesia. "Untuk sementara ini kami belum berencana merekrut programmer," ujar Head of Communications Google Indonesia Vishnu Mahmud saat dihubungi KompasTekno, Jumat (19/10/2012).

Google resmi membuka kantor di Indonesia pada 30 Maret 2012, dipimpin oleh Rudy Ramawy sebagai Country Head. Saat ini, Google Indonesia berkantor di Sentral Senayan II, Jalan Asia Afrika, Jakarta.

Pertolongan Pertama Apabila Ponsel Terendam Air

Jakarta - Insiden ponsel terendam air merupakan kejadian cukup sering terjadi di kalangan para pengguna ponsel. Tapi apakah Anda pernah mencoba memperbaikinya sendiri?

Apabila ponsel Anda masih dalam masa garansi, sebaiknya memang segera bawa ke service center terdekat. Namun apabila masa garansinya sudah habis, tidak ada salahnya Anda mencoba beberapa tips pertolongan pertama apabila ponsel Anda tak sengaja tercebur dan terendam air.

1. Jangan menghidupkan ponsel Anda di saat masih dalam keadaan basah, karena akan mengakibatkan terjadinya korsleting pada sirkuit dalam ponsel.

2. Segera lepas baterai, SIM card dan kartu memori dari ponsel. Karena selain bisa mencegah terjadinya hubungan pendek kelistrikan (konsleting), ini sekaligus mencegah hilangnya data yang tersimpan di SIM card maupun di kartu memori.

3. Pastikan ponsel Anda tidak terkontaminasi oleh air laut. Sebab kandungan garam dalam air laut sangat berbahaya bagi perangkat elektronik.

Namun jika memang ponsel Anda ikut terendam ketika Anda sedang berlibur ke pantai, maka basuhlah ponsel Anda dengan dengan air tawar terlebih dahulu dengan hati-hati, setelah itu baru lepas baterai dan juga SIM card-nya.

4. Segera keringkan ponsel dengan menggunakan handuk atau kain yang kering. Usahakan tidak menggoyang-goyangkannya terlalu keras, karena kandungan air di dalam ponsel bisa jadi malah menyebar ke komponen lain.

5. Cobalah mengeringkannya dengan menggunakan hairdyer atau vacuum cleaner kecil selama beberapa menit. Ini dimaksudkan untuk menyedot kandingan air di dalam ponsel. Kewmudian letakkan ponsel Anda di tempat dengan sirkulasi udara yang hangat selama beberapa jam.

6. Masukkan ponsel Anda yang sudah terpisah dengan baterai ke dalam wadah berisi beras selama 24 jam. Beras mempunyai fungsi seperti gel silika,yang dapat menyedot dan menyerap lembab.

Pastikan ponsel Anda sudah dalam kondisi kering ketika menyematkan kembali, baterai, SIM card dan kartu memori ke dalamnya. Kemudian periksalah apakah baterai tersebut normal. Anda dapat mencoba menggunakan baterai cadangan yang sesuai untuk memastikanya.

Jika ponsel menunjukan respon saat kembali dihudupkan, seperti tombol ponsel yang menyala, maka kemungkinan besar ponsel Anda dapat diselamatkan. Kalau layar ponsel masih belum dapat menyala, lakukan pengeringan kembali pada layar ponsel.

Apabila ponsel tetap masih belum dapat menyala, sebaiknya Anda segera membawa ke teknisi ponsel terpercaya. [mor]

TNI-AU Sudah Siapkan Pilot Untuk Super Tucano

Empat pesawat ini merupakan pengiriman pertama, dari total 16 unit pesawat yang dipesan
Wakil Kepala Staf TNI AU Marsekal Madya Dede Rusamsi mengatakan, TNI AU telah mempersiapkan jumlah penerbang yang cukup, untuk mengawaki satu skuadron pesawat tempur taktis Super Tucano EMB 314 yang akan dimiliki TNI AU.

Pesawat Tempur Ringan Super Tucano EMB 31 TNI AU



Hal ini dikatakannya saat upacara penyambutan kedatangan empat pesawat Super Tucano di Lanud Halim Perdanakusuma pada hari Sabtu (1/9).

Pesawat tiba di Indonesia, setelah menjalani penerbangan selama dua minggu dari lokasi pabriknya Empresa Braziliera de Aeronautica (Embraer), di San Jose dos Campos, Brazil.

Empat pesawat ini merupakan pengiriman pertama, dari total 16 unit pesawat yang dipesan oleh TNI AU, untuk menggantikan pesawat OV 10 Bronco di Skuadron 21 Lanud Abdurrahman Saleh, Malang, Jawa Timur.

“Sebagian dari penerbangnya adalah mantan penerbang Bronco, namun kami juga melatih penerbang-penerbang baru,” ujar Dede.
Pesawat Tempur Ringan Super Tucano di Langit Halim


TNI AU telah mengirim empat personilnya untuk berlatih, sebagai penerbang pesawat tempur taktis ini dan dari pelatihan itu, mereka juga sudah memenuhi kualifikasi sebagai pelatih.

Dengan kekuatan satu skuadron yang terdiri dari 16 pesawat, TNI AU harus menyiapkan 24 pilot untuk awak pesawat jenis ini.

Salah satu penerbang Embraer yang ikut menerbangkan pesawat ini, Kapten William Souza mengatakan, dari delapan penerbang Embraer yang turut dalam pengiriman pesawat ini, tiga di antaranya akan tinggal di Malang hingga akhir tahun.

“Kami akan melatih pilot-pilot angkatan udara Indonesia,” ujar William.

Dede juga mengatakan bahwa TNI AU akan memastikan adanya alih teknologi, dalam pemeliharaan terkait pembelian pesawat ini.

Komponen alih teknologi merupakan salah satu ketetapan, dalam setiap kontrak pengadaan alat utama sistem pertahanan militer Indonesia, dari produsen luar negeri, dalam rangka membangun kemandirian industri pertahanan Indonesia.

“Sudah ada personil yang dilatih sehingga nanti perawatan pesawat bisa dilakukan sendiri,” ujar Dede.

Empat pesawat ini singgah satu hari di Jakarta setelah sebelumnya singgah di Lanud Suwondo, Medan, Sumatra Utara.

Mereka akan meneruskan perjalanan pada hari Minggu, menuju tujuan akhirnya yaitu Lanud Abdurrahman Saleh di Malang, yang akan menjadi pangkalan pesawat-pesawat Super Tucano ini.

KSAD: Pakai Senjata Pindad, Kami Bisa Juara

Peralatan perang buatan Indonesia dinilai tidak kalah hebatnya dibanding produksi negara lain. Tentara Nassional Indonesia (TNI) akan memaksimalkan produk dalam negeri ini untuk persenjataannya.
Demikian disampaikan oleh Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal Pramono Edhie Wibowo di Jakarta, Kamis 4 Oktober 2012. "Peralatan produksi dalam negeri juga tak kalah mumpuni," kata Pramono.
Dalam sejarahnya, dia menambahkan, Indonesia mengembangkan peralatan militer karena mendapat embargo. Kondisi itu yang membuat Indonesia berinisiatif mencari jalan ke luarnya. "Akhirnya kami berusaha mengembangkan senjata produksi dalam negeri," ujar Pramono.
Akhirnya, ujar dia, senjata buatan PT Pindad dikembangkan dan disesuaikan dengan teknologi mutakhir. "Penyempurnaan secara bertahap terus dilakukan, disesuaikan juga dengan kondisi di lapangan. Andai kami mau mengoreksi diri, kami bisa melakukannya," tutur adik Ani Yudhoyono ini.
Menurut dia, hasilu saha itu memang membanggakan. Dalam sejumlah lomba, beberapa kali TNI menyabet gelar juara dengan menggunakan senjata Pindad itu. Sehingga, kata Pramono, TNI sudah tidak ragu lagi menggunakan produk dalam negeri itu.
Dulu, kata Pramono, TNI masih mempertimbangkan untuk menggunakan sejata lama M16 atau senjata buatan Pindad. Namun, saat berlomba menggunakan senjata buatan Pindad, TNI berhasil memperoleh tropi juara.
"Waktu lomba menembak antar ASEAN, kami juara pertama kali setelah menggunakan senjata-senjata Pindad," kata dia. "Sejak itu kami tidak ada pilihan, selain senjata ringan dari Pindad. SS2-V1 sampai V6," Pramono menambahkan.

PUNA Wulung Segera Dioperasikan TNI AU

Sejak awal pengembangannya pada 2004 lalu, pengembangan Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) yang dilakukan oleh BPPT telah menghasilkan berbagai prototip yang sesuai dengan misi terbang yang diembannya. Diantaranya yaitu PUNA Wulung, Gagak, Pelatuk, Seriti serta Alap-alap. Bahkan setelah bekerjasama dengan Balitbangkemenham pada 2011 lalu telah berhasil pula dikembangkan PUNA untuk misi surveilance (pemantauan dari udara). Pengembangan PUNA dengan misi pemantauan udara ini dimaksudkan untuk dipergunakan TNI sebagai pendukung wahana patroli perbatasan NKRI.

“Dalam kerekayasaan suatu teknologi, capaian-capaian tersebut baru sebatas Technology Development Phase. Hal ini harus dilanjutkan ke tahap engineering manufacturing sebelum sampai tahap akhir yaitu tahap produksi. Demo flight PUNA kali ini merupakan momentum PUNA melewati fase technology development,” ungkap Kepala BPPT, Marzan A Iskandar pada acara Demo Flight PUNA WULUNG di Bandar Udara Halim Perdanakusuma Jakarta (11/10).

Dalam demo flight yang juga dihadiri oleh Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono tersebut ditampilkan PUNA Wulung yang dapat dimanfaatkan untuk misi surveilance. PUNA Wulung mempunyai bentang sayap 6 m, kecepatan operasional 52÷69 knots, kemampuan terbang 4 jam pada ketinggan sampai 8000 ft serta mampu lepas pandas pada jarak 300 m. Pesawat tersebut juga dilengkapi dengan target lock camera system untuk misi surveilance. Pesawat ini juga mampu terbang auto-pilot hingga 73,4 km.

“Masih banyak yang harus dilakukan dalam penyempurnaan produk PUNA pada tahap engineering manufacturing ke depan. Diantaranya menyusun standar desain PUNA nasional, menyempurnakan kendali auto takeoff-landing serta terbang konfigurasi bersama dalam satu squadron,” tegas Marzan.

Hal senada kembali ditegaskan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek), Gusti Muhammad Hatta, mengenai perlunya pengembangan dan penelitian lebih lanjut dalam proses penyempurnaan produk PUNA tersebut. Misalnya bagaimana upaya untuk lebih meningkatkan Tingkat Kandungan Dalam Negerinya (TKDN), dan meningkatkan kualitas PUNA baik dari segi jarak tempuh, pengurangan tingkat kebisingan maupun perluasan kemampuan operasinya.

“Demo flight kali ini menunjukkan bahwa anak bangsa mampu mengembangkan teknologi sebagaimana bangsa maju lainnya. Yang harus dilakukan adalah yakin terhadap karya hasil anak bangsa tersebut. Jika kita ingin maju, industri nasional seharusnya memakai hasil penemuan dari peneliti kita,” ujarnya.

Setelah melihat demo flight kemampuan PUNA Wulung, Menteri Pertahanan (Menhan), Purnomo Yusgiantoro menyatakan bahwa PUNA tersebut dapat dikatakan sudah lulus dari phase technology development. Dengan demikian, PUNA Wulung akan masuk dalam jajaran skuadron udara RI.

“Indonesia memang berencana untuk membangun skuadron PUNA yang akan ditempatkan di perbatasan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah pertama dari sisi pengguna, yaitu TNA AU, mengenai spesifikasi teknis dan operational requirements yang diharapkan. Dalam tahap engineering manufacturing nantinya, keperluan pengguna ini harus diperhatikan. Kemudian dari sisi produsen, diharapkan yang memproduksi PUNA ini nantinya adalah industri dalam negeri. Hal ini bertujuan untuk membangun industri pertahanan dalam negeri,” ungkap Purnomo.

Ke depan, lanjutnya, diharapkan PUNA ini tidak hanya untuk misi surveilance saja, tapi juga pengintaian, perang elektronika, dan bahkan jika memungkinkan dapat dijadikan rudal dan bombing. “Kalau industri pertahanan kuat, TNI pasti kuat. Inilah yang ingin kita capai ke depan. Disamping itu kepentingan pemerintah adalah membangun multiplier effect dari pengembangan industri pertahanan dalam negeri ini,” ungkapnya.

Untuk mencapai semua itu, menurut Marzan, diperlukan kerjasama yang lebih luas dan intens dari seluruh potensi bangsa baik dari sistem politik (Kemenhan, Kemenperin, Kemenkominfo, Kemenristek dan Bappenas), sistem demand (TNI), sistem industri serta sistem litbang. “Secara umum BPPT akan berperan sebagai lembaga intermediasi, technology clearing house, audit teknlogi, pengkaji dan penyedia solusi teknologi dalam mendukung industri pertahanan ini. BPPT akan terus berkontribusi secara berkelanjutan untuk mewujudkan PUNA nasional sebagai salah satu wahana pencapaian kemandirian teknologi industri pertahanan nasional yang menjadi keniscayaan suatu bangsa,” tutup Marzan.

Inilah 5 Pesawat Tanpa Awak Buatan Indonesia

5 Pesawat tanpa awak dipamerkan di Bandara Halim Perdanakusuma. Boleh berbangga karena pesawat-pesawat ini asli buatan Indonesia. Yuk, tengok kelima pesawat itu.
Pesawat-pesawat itu merupakan hasil riset Balitbang Kemenhan yang bekerjasama dengan BPPT. Pesawat-pesawat ini berfungsi antara lain sebagai pesawat pengintai, pemotretan udara pada area yang sangat luas, pengukuran karakteristik atmosfer, dan pemantauan kebocoran listrik pada kabel listrik tegangan tinggi. Pesawat-pesawat ini cocok digunakan di daerah perbatasan.
Kelima pesawat tanpa awak itu baru prototipe dan baru akan diproduksi.
"Setelah teruji kita akan serahkan ke industri. Bisa dimodifikasi tetapi kaidah desainnya harus sama. Saat ini ada PT DI dan LAPAN, yang akan memproduksinya," kata insinyur rekayasa di BPPT, Ir Adrian Zulkifli.
Adrian sangat berharap pesawat ini diproduksi oleh pabrikan teknologi BUMN dan bukan swasta. "Karena kita akan mengontrol pembuatannya," kata dia.
Berapa harganya? "1 Pesawat harganya kira-kira 2 miliar. Dan riset ini menggunakan dana DIPA. Untuk engine, kita ambil dari Jerman. Kalau kamera bisa pakai dari Taiwan," imbuh Zulkifli.
Prototipe pesawat itu dipamerkan dan 1 pesawat Wulung telah diuji coba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (11/10/2012). Yuk tengok lima pesawat ini:
1. Puna Sriti
Pesawat ini berwarna putih. Sriti adalah wahana udara nirawak jarak dekat dengan konfigurasi desain playing wing menggunakan catapult (pelontar) sebagai sarana take off dan jaring sebagai sarana landing.
"Sriti untuk surveilance. Karena bisa take off dengan peluncuran dan landing di jaring maka bisa dipakai untuk melengkapi Angkatan Laut pada peralatan di KRI. Sriti ini bisa melihat ke depan sejauh 60-75 km. Jadi bisa dikatakan sebagai mata KRI," papar Chief Engineer BPPT, Muhamad Dahsyat di lokasi.
Yang kedua, imbuh Dahsyat, untuk memenuhi kebutuhan pengamanan lokal area seperti bandara. Bisa juga dipakai untuk tindakan SAR di gunung-gunung, jadi lebih efektif.
Spesifikasi pesawat:
- wingspan 2.988 mm
- MTOW (Maximum Take Off Weight) 8,5 kilogram
- cruise speed 30 knot
- endurance 1 jam
- range 5 nautical mile
- altitude 3.000 feet
- catapult 4.500 mm
- catapult bungee chords.
2. Puna Alap-alap

Pesawat ini bermotif loreng dengan warna hijau tua dan hijau muda tentara. Alap-alap adalah wahana udara nirawak jarak menengah dengan konfigurasi desain inverted V-tail dan double boom menggunakan landasan sebagai sarana take off.
"Alap-alap didesain long race. Untuk kebutuhan surveilance saja," kata Dahsyat.
Spesifikasi pesawat:
- wingspan 3.510 mm
- MTOW (Maximum Take Off Weight) 18 kilogram
- cruise speed 55 knot (101,86 km/jam)
- endurance 5 jam
- range 140 kilometer
- altitude 7.000 feet
- payload = gymbal camera video.


3. Puna Gagak

Pesawat ini bermotif loreng dengan warna oranye dan putih.
Gagak adalah wahana udara nirawak jarak jauh dengan konfigurasi desain V-tail, low wing dan low boom, menggunakan landasan sebagai sarana take off - landing.
"Puna Gagak ini sama dengan Pelatuk tetapi berbeda misi. Kalau Gagak untuk misi rendah-naik-rendah lagi. Dan bisa digunakan untuk Angkatan Laut," tutur Dahsyat.
Spesifikasi pesawat:
- wingspan 6.916 mm
- MTOW (maximum take off weight) 120 kilogram
- cruise speed 52 - 69 knot (96,3 - 127,8 km/jam)
- endurance 4 jam
- range 73 km
- altitude 8.000 feet
- payload=gymbal camera video.

4. Puna Pelatuk
Pesawat ini bermotif loreng dengan warna putih, abu-abu dan krem.
Pelatuk adalah wahana udara nirawak jarak jauh dengan konfigurasi desain V-tail inverted high wing dan high boom, menggunakan landasan sebagai take off - landing.
"Kalau Pelatuk itu low-high-low, menukik ke bawah, kemudian naik lagi," jelas Dahsyat.
Spesifikasi pesawat:
- wingspan 6.916 mm
- MTOW (Maximum Take Off Weight) 120 kilogram
- cruise speed 52 - 69 knot (96,3 - 127,8 km/jam)
- endurance 4 jam
- range 73 km
- altitude 8.000 feet
- payload=gymbal camera video.

5. Puna Wulung




Pesawat ini bermotif loreng hijau tosca dan abu-abu.
"Wulung ini medium. Terbang bisa mencapai waktu 4 jam. Dan muatannya cukup hingga bisa dipakai untuk membuat hujan buatan maupun penyebaran benih," tutur Dahsyat.
"Kalau Wulung ini misi terbangnya itu high-high-high. Ke depan kita akan eksplorasi lagi untuk kebutuhan lain," imbuh dia.
Spesifikasi pesawat:
- wingspan 6.360 mm
- MTOW (maximum take off weight) 120 kg
- cruise speed 60 knot (111.12 km/jam)
- endurance 4 jam
- range 120 KM
- length 4.320 mm
- height 1.320 mm